Selain Taman dan UMKM, Bozem Kampung Iklim akan Jadi Sarana Anak – Anak Band Mentas

HEADLINE, PARIWISATA386 Dilihat

BANGKA BARAT — Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming meninjau
pembangunan pedestrian Bozem Kampung Iklim Teluk Rubiah, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mentok, Jumat ( 13/9/2024 ) siang.

Proyek ini bernilai Rp 954.117.000,00 dikerjakan CV Gemilang Jaya, menurut Wabup memang sudah direncanakan jauh – jauh hari dan diperkirakan akan rampung pada Desember 2024 mendatang.

Anggaran yang digunakan berasal dari Dana Alokasi Khusus ( DAK) tematik pariwisata tahun anggaran 2024 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Dan alhamdulillah kita dapat bantuan dari Kementerian Pariwisata untuk Bozem ini seperti yang di Pantai Batu Rakit juga,” kata Wabup BMM kepada wartawan di sela peninjauan.

Bozem Kampung Iklim kata BMM ditata ulang, yang pada awalnya merupakan lokasi sampah dan genangan banjir, kini akan disulap menjadi tempat wisata yang layak dikunjungi. Sebab selain memperhitungkan fungsi, penataan juga memperhatikan sisi estetika.

“Secara fungsinya dapat, estetikanya dapat sehingga bisa menjadi tempat kunjungan wisata. Terus di ujung juga akan kita lakukan penataan untuk khususnya UMKM,” terangnya.

Bozem Kampung Iklim juga akan menjadi tempat anak – anak band lokal atau seniman menggelar pertunjukan.

“Misalnya pas malam Jumat, Sabtu, Minggu mereka bisa nge-band disini,” imbuh BMM.

Dikatakannya, di samping APBN, anggaran menata Bozem juga dikucur dari APBD serta melibatkan dana CSR PT Timah, PT NSP dan rencananya akan melibatkan pihak perbankan untuk membantu membuat fasilitas tempat duduk dan sebagainya.

“Sehingga ini semangatnya adalah bagaimana membangun satu kawasan bersama – sama, bersama masyarakat, bersama pihak ketiga dan mengubah satu kawasan yang dulunya tidak terawat dan tidak tertata dengan rapi menjadi lebih indah,” tuturnya.

Lapak UMKM nantinya akan ditata rapi dan indah agar tidak terlihat kumuh seperti sebelumnya. Menurut BMM, para pedagang tidak lagi menggunakan pondok seadanya, tapi kontainer yang didesain khusus.

“Jadi apapun yang kita buat itu harusnya dia tidak membuat kumuh, harusnya sesuatu dibangun menambah estetika. Kuncinya itu yang pertama fungsi dapat, kedua estetika. Inilah manfaatnya, itu semuanya harus dapat, sehingga begitu dia terbangun dampak positifnya jauh lebih besar,” katanya.

Menurut BMM, konsep penataan Bozem adalah pariwisata berupa taman, pedestrian lengkap dengan UMKM-nya.

“Makanya kan bicara keberpihakan terhadap UMKM salah satunya ini, menyediakan tempat untuk mereka berdagang. Suatu tempat yang menjadi kumpulan orang-orang. Yang berdagang pun pembelinya jadi banyak,” kata dia.

BMM menegaskan tidak ada penggusuran dalam proyek ini. Para pedagang hanya direlokasi di tempat yang jauh lebih baik. Di samping itu di area pantai akan diramaikan dengan tanaman mangrove

“Harapannya begitu mangrove-nya besar kita tata lagi sehingga ada tempat duduk, tempat nyantai lagi di atas mangrove-nya,” paparnya.

Selanjutnya untuk masuk ke Bozem, nantinya para pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp2.000. Konsepnya kata BMM mengajak masyarakat bersama-sama membangun Bangka Barat.

“Nantinya kan tiket masuk itu salah satunya untuk sarana kebersihan. Sekitar 2.000 sumbangan lah. Tapi, yang jelas kan untuk menjaga kebersihan di sini juga,” ucapnya.

“Yang mengelola juga bukan hanya Pemda Bangka Barat tetapi Pokdarwis yang ada di sini. Selain itu anak-anak nge-band kan harus dibayar juga biar mereka ada pendapatan. Jadi dari kita untuk kita,” tutup BMM. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *