Muntok – Tidak hanya sandiwara komedinya yang menarik dari Bobong Project, musik melayu yang selalu setia mengiringi lakon yang dipentaskan juga membuat penonton enggan pulang.
Saat usai menampilkan #natak 5 di Kampung Jawa, Sabtu ( 31/8/2019 ) malam, musik melayu yang dimainkan Safik Ahmad dan kawan – kawan mampu membuat betah penonton. Hal itu terlihat dari penonton yang masih setia duduk dikursinya, menunggu lagu selanjutnya.
Di tengah gersang dan jarangnya penggiat musik melayu di kota Muntok yang notabene lahir dari rahim budaya melayu, Orkes melayu Bobong Project yang berisi tujuh orang personil, Leo Pradana Putra ( gambus, vocal ), Safik ( akordion dan keyboard ) Dedy ( gitar ) Guma ( gitar ), Zuhdi ( cajon ) Pandu ( bass ) dan Icha ( vocal ), hadir mengisi ruang kosong di tengah masyarakat.
Awalnya, orkes yang usianya belum genap setahun ini hanya pengisi ilustrasi musik pada setiap pementasan teater Bobong Project untuk membuat lakon yang ditampilkan menjadi lebih hidup. Namun, seiring berjalannya waktu, orkes ini berkembang dan terbentuk menjadi kelompok musik yang solid.
” Orkes ini terbentuknya setelah sandiwara, awalnya Bobong Project ini fokus pada lakon teater, terus berkembang dan terbentuklah kami menjadi orkes yang mengcover lagu – lagu melayu,” ujar Leo Pradana Putra, sang vocalis.
Leo mengakui, mereka masih mengcover lagu – lagu melayu yang umum dan familiar dari penyanyi melayu Malaysia seperti SM. Salim, Siti Nurhaliza, P. Ramli, Noraniza Idris dan lain – lain.
Namun kata dia, ke depan, mereka berniat membuat lagu melayu sendiri. Saat ini, mereka sedang mempersiapkan materi lagu dengan lirik bahasa daerah, khususnya bahasa Mentok.
” Kami lagi menyiapkan materi – materi untuk membuat lagu melayu sendiri dengan bahasa daerah Bangka Barat lah, Muntok. Kita rutin latihan dan siap bila ada yang ngajak main dalam acara hajatan atau acara apapun,” tutup Leo. ( SK )