Muntok – Sumartin ( 48 ), Warga Dusun Dua, Desa Belo Laut, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, terkapar di tempat tidurnya. Sudah dua tahun belakangan, buruh harian ini menderita penyakit yang terbilang cukup aneh dan langka.
Anggota badan laki – laki ini menghitam, kulit mengelupas, berair, gatal-gatal, panas dan tiba-tiba kedinginan.
” Tepatnya lebaran dua tahun lalu lah gejalanya muncul, awalnya saya kira tidak apa-apa, tapi jadi begini,” ungkap Sumardin, Kamis (13/6/2019)di kediamannya.
Menurut dia, awalnya dia mengira penyakitnya hanya alergi biasa, bahkan dokter pun mendiagnosa penyakitnya itu hanya alergi. Gejala awalnya, dia merasakan gatal – gatal dikulitnya, lalu muncul bentol – bentol seperti digigit nyamuk. Namun lama – kelamaan, kulitnya terkelupas dan pecah – pecah.
Berbagai upaya telah dia lakukan, mulai dari Puskesmas hingga RSUD Sejiran Setason, bahkan dokter praktek yang ada di Muntok telah ia sambangi, termasuk berobat ke “orang pintar”, namun penyakitnya tak kunjung sembuh.
Sumartin pun mencoba berobat ke RSUP Soekarno di Air Anyir dan sempat dirawat selama tiga belas hari disana. Di rumah sakit ini pun, dia dinyatakan menderita alergi oleh dokter yang menanganinya.
” Kalau kata dokter alergi, tapi saya bingung juga, sample untuk pengecekan sudah diambil tinggal menunggu hasilnya,”ujar dia.
Karena penyakitnya, selama setahun terakhir ini Sumartin tidak mampu lagi bekerja untuk menafkahi istri dan seorang anaknya. Kondisinya lemah membuat dia tak berdaya.
Yuyanti ( 43 ), istri Sumartin, menuturkan, mereka terpaksa menjual sepeda motor untuk biaya berobat dan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.
” Selain itu ada pemberian dari tetangga dan teman-teman bapak, adik saya juga bantu,” tutur Yuyanti.
Ibu rumah tangga ini kini hanya bisa berdoa dan berharap ada pihak-pihak yang mau mengulurkan bantuan untuk keluarganya.
Di lain pihak, Kepala Desa Belo Laut, Ibnu mengatakan, dirinya bersama petugas kesehatan telah mendatangi rumah Sumartin. Dia mengatakan, saat ini, ada dua warganya yang menderita penyakit langka dengan kulit menghitam, gatal dan mengelupas.
Menurutnya, dokter pun bahkan belum tahu jenis penyakit tersebut. ” Sudah kami cek, ada dua orang warga kami sakit yang hampir sama, belum tau sakit apa dan kata dokter tergolong langka,” ujarnya.
Pihak Pemdes tidak berani membantu kedua warganya dengan menggunakan Dana Desa karena harus sesuai aturan. Langkah lain yang mereka lakukan yakni mengajukan proposal ke PT. Timah.
” Kami permudah urusan jika kelurganya berurusan terutama untuk keperluan yang sakit, kami juga telah mengajukan proposal ke PT. Timah dan masih menunggu hasilnya,” pungkas Ibnu. ( SK )