Muntok — Rumah Sakit Bakti Timah ( RSBT ) Muntok tidak terlalu terpengaruh dengan pelunasan dari BPJS kesehatan yang terkadang agak molor. Menurut Direktur RSBT Muntok, dr. Yovita Metkono, pihaknya menyiasatinya dengan mengoptimalkan Supply Chain Financing ( SCF ) agar operasional rumah sakit bisa terus berlangsung.
” Sebenarnya Pemerintah sendiri atau Kementerian Kesehatan sudah memberikan solusi terutama bagi rumah sakit – rumah sakit swasta, karena kita tahu bersama bahwa pembayaran klaim BPJS kan agak molor ya, jadi mereka sudah memberikan solusi dengan Supply Chain Financing,jadi kami mengoptimalkan SCF tersebut sehingga setidaknya kita bisa operasional,” kata dr. Yovita Metkono di sela – sela acara HUT PT. RSBT ke – 5, di Museum Timah Muntok, Sabtu ( 28/12/2019 ) pagi.
“Jadi masalah tunggakan BPJS ya, sedikit banyak ada pengaruh tapi kami masih punya jalan lain untuk bisa memberikan pelayanan optimal,” sambungnya.
Mengenai pasien peserta BPJS yang menunggak iurannya, dikatakan Yovita untuk rawat jalan di RSBT tidak ada permasalahan, namun bagi pasien rawat inap, pihaknya tetap mengikuti aturan dari BPJS.
” Pasien tetap dirawat, tapi pasien atau peserta tersebut harus menyelesaikan tunggakannya ke BPJS. Dari BPJS memberikan waktu kalau saya nggak salah 3×24 jam. Jadi sebelum pasiennya pulang itu sudah harus selesai,” jelasnya.
Lebih lanjut dr. Yovita mengatakan, pihaknya terus meningkatkan pelayan, diantaranya dengan menambah layanan baru, yaitu Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan ( THT ), termasuk peningkatan layanan operasi.
Disamping layanan bedah umum seperti operasi usus buntu dan hernia, RSBT juga telah melayani bedah – bedah lainnya.
” Kita sudah ada beberapa layanan operasi yang sudah bisa kita tangani, seperti operasi kandungan, miom, kista yang berhubungan dengan kandungan,
dan juga operasi mata, katarak dan operasi THT juga karena kita punya layangan baru, layanan spesialis THT,” pungkasnya. ( SK )