Pasar Ramadhan Muntok Kembali ke Lokasi Lama, Pengunjung Lebih Ramai

Muntok – Suasana bulan suci Ramadhan memang terasa berbeda dari bulan biasa, khususnya di kota Muntok. Perbedaan tersebut salah satunya dengan munculnya Pasar Ramadhan yang menjual berbagai macam takjil khas bulan puasa dan juga berbagai macam kuliner khas Muntok.

Untuk bulan Ramadhan tahun ini, Pasar Ramadhan kembali digelar di Lapangan Bola Voli Bina Jaya di depan Kantor KPU Bangka Barat, karena lokasi tahun kemarin yaitu Lapangan Gelora Muntok digunakan untuk Bazar.

Meskipun demikian, para pengunjung yang ingin mencari takjil untuk berbuka puasa seperti kolak, berbagai macam kue, empek – empek, otak – otak dan lain – lain berdatangan tak pernah habis. Suasana menjadi semakin ramai menjelang maghrib.

Menurut Sundari, seorang penjual pecel Solo yang tiap tahun berjualan di Pasar Ramadhan, dipindahkannya Pasar Ramadhan dari Lapangan Gelora ke Lapangan Voli Bina Jaya baginya tidak menjadi masalah, karena kata dia, rejeki sudah diatur Tuhan.

Sundari tidak merasa khawatir sepi pembeli karena dirinya sudah mempunyai pelanggan.

” Kalau saya sama aja kalau soal rejeki dimana aja sama, kan sudah ada yang ngatur. Pembeli saya yah biasanya pelanggan – pelanggan yang lama,” ujar Sundari, Rabu ( 22/5/2019 ) sore di Pasar Ramadhan, Lapangan Bola Voli Bina Jaya, Muntok.

Berbeda dengan Sundari, seorang pedagang lain asal Kampung Teluk Rubiah bernama Sari, mengaku dirinya lebih suka berdagang di Lapangan Voli Bina Jaya, karena pengunjungnya lebih ramai dan kelihatannya para pembeli pun lebih suka di Bina Jaya.

” Saya lebih suka disini, keliatannya lebih ramai disini. Pengunjungnya pun kayaknya lebih ramai disini. Cuma kalau di Lapangan Gelora kan parkirnya luas, kalau disini parkirnya memang sempit. Kalau hujan dan beceknya sama aja,” tutur dia.

Hal itu dibenarkan Syahrul Effendi, salah seorang pengunjung Pasar Ramadhan Muntok. Menurut Kabid Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat ini, luas lokasi di Lapangan Bola Voli Bina Jaya jika dibandingkan dengan jumlah pedangang relatif lebih seimbang.

” Saya lebih suka disini, karena disini kan tempatnya tidak terlalu luas, jadi keliatannya lebih ramai. Kalau di Gelora itu kan tempatnya terlalu luas jadi keliatannya pedagangnya misah – misah,” kata Syahrul. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *