Masrura Bertemu Ansar Ahmad dan Terkesan dengan Pariwisata di Kepri

HEADLINE, PARIWISATA1001 Dilihat

BATAM — Bakal calon bupati Bangka Barat Masrura Ram Idjal bertemu dengan Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, pada Munas ke – 13 Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) yang digelar di Hotel Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (16/05/2024) lalu.

Masrura berkesempatan berbincang dengan Ansar Ahmad. Wanita asal Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat ini merasa bersyukur Munas ASITA mendapat support dari Gubernur Kepri dan Wali Kota Batam.

“Mereka sangat antusias karena ASITA asosiasi biro perjalanan wisata ini datang dari seluruh Indonesia,” jelas Masrura, Rabu ( 22/5/2024 ).

Tidak tanggung – tanggung, pada Munas ASITA selama tiga hari itu, Pemprov Kepri memperkenalkan berbagai kebudayaan dan destinasi wisata yang ada di Batam dan Pulau Bintan.

Namun ada satu hal yang membuat Masrura terkesan dari perbincangannya dengan Gubernur Kepri.

“Yang paling berkesan buat saya adalah saya sempat ngobrol dengan Pak Gubernur. Saya sangat mengapresiasi bagaimana Pak Gubernur bisa membuat berbagai event – event yang bersifat untuk melestarikan budaya melayu,” katanya.

“Di samping mereka juga setiap hari Jumat itu pakai baju lokal laki-laki perempuan, PNS itu memakai baju dinas baju kurung melayu dan berbahasa melayu. Jadi walaupun kita bukan orang melayu harus pakai baju melayu dan harus berbahasa melayu,” sambung Masrura.

Kewajiban memakai pakaian dinas baju kurung melayu itu kata Masrura ditetapkan dalam Peraturan Gubernur ( Pergub) Kepulauan Riau Nomor 20 Tahun 2020.

Menurut Masrura, event – event yang digelar di Kepulauan Riau semuanya tidak pernah lepas dari budaya melayu yang sangat melekat di daerah itu.

Salah satu event yang dilaksanakan Kepulauan Riau pada April lalu yakni Festival Indera Sakti, yang menampilkan berbagai budaya melayu, dari kesenian hingga kulinernya.

“Itu bulan kemarin bulan April Festival Indra Sakti. Ini mereka lakukan untuk salah satunya untuk melestarikan budaya melayu. Di sana mereka ada tari-tariannya, kuliner dan memastikan kebudayaan melayu ini tetap diterima dan dilestarikan oleh generasi muda,” tutup Masrura. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *