Muntok — Kesurupan serentak kembali dialami sejumlah siswa di SMPN 4 Desa Belo Laut pada hari ini, Rabu ( 12/2/2020 ) pagi. Kali ini sekitar 20-an siswa mengalami kesurupan serentak.
Kejadian serupa juga terjadi kemarin di sekolah ini, dimana lima orang siswa juga mengalami kesurupan.
Kejadian yang tidak biasa ini mengundang Pengawas Sekolah dari Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga ( Disdikpora ) Bangka Barat, Dwinita A.M, bahkan Kepala Disdikpora, Rukiman ” turun gunung ” guna melihat secara langsung situasi di SMPN 4.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 4, Sri Asiani S. Pd, memaparkan, awal kejadian sekitar pukul 09:45 WIB saat usai istirahat pertama. Saat itu Sri Asriani sedang berada di kelas 9A.
” Di kelas 9B itu ada siswa yang menunjukkan kondisi psikisnya bersedih nangis, maka kemudian saya datang ke kelas itu. Setelah itu saya ajak omong, yuk ikut ibu karena kami sudah melihat dari kejadian kemarin saya ajak ke ruang UKS. Dia tidak mau, saya coba baca dengan cara agama saya dia berontak kemudian menendang meja seperti kerasukan kayak gitu,” jelas Sri Asriani usai kejadian, Rabu ( 12/2/2020 ) siang.
Melihat gelagat tersebut, Sri menginstruksikan siswa lain yang masih berada di kelas agar tetap di kelas, namun ada beberapa siswa lain yang menunjukkan gelagat aneh kemudian mengamuk. Para guru pun membawa siswa yang mengamuk tersebut ke ruang UKS.
” Kemudian beberapa siswa karena dia mengamuk dibawa ke UKS. Setelah itu menyebar ke kelas 8, ke kelas 7 yang tidak kena hari ini juga kena. Jadi sekitar kurang lebih 20 puluhan anak lah hari ini. Saya rasa sekitar dua puluhan anak,” terang Wakepsek.
Dia menambahkan, kesurupan akhirnya menyebar dari kelas 7 hingga kelas 9. Rata – rata korbannya siswa perempuan, hanya seorang siswa laki – laki yang ikut menjadi korban dari kelas 9.
Para guru pun berupaya mengatasi kejadian yang tidak lazim ini dengan memanggil pemuka agama, seperti Ustadz dan orang yang mengerti mengenai hal ini.
” Pihak sekolah juga melakukan upaya preventif, bahkan pagi tadi pada saat apel pagi saya langsung breafing kepada rekan – rekan agar mereka lebih menguatkan karakter anak untuk tidak takut, karena intinya kan kalau mereka takut mungkin mereka akan menjadi lemah, bersedih, mereka sedih barang itu akan masuk,” tukas Sri.
Menurutnya, kerasukan tersebut berlangsung sekitar hampir satu setengah hingga dua jam, setelah itu situasi berangsur kondusif. Akibat kejadian itu, seluruh siswa terpaksa dipulangkan.
” Setelah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan melalui pengawasnya, juga dengan Kepala Sekolah yang sedang Dinas Luar, maka kami mengambil tindakan untuk memulangkan siswa didik tadi dengan harapan ini tidak menyebar, karena kalau menyebar dia langsung nanti kena semua,” pungkas Sri.
Dilain pihak, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga, Rukiman meminta pihak sekolah khususnya para guru untuk menyikapi kejadian ini dengan tenang.
” Kejadian ini kan diluar dugaan, jangan sampai kita tersugesti, kita sikapi dengan tenang. Untuk sementara para guru dan TU tetap masuk, tapi anak – anak yang menjadi sumber jangan masuk dulu. Artinya jangan dibesar – besarkan. Sebagai umat beragama mari kita berdoa agar tidak terjadi lagi kejadian seperti ini,” pesan Rukiman. ( SK )