Muntok – Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirta Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat menandatangani kerjasama dengan UPT Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI ) dan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia ( UI ), Selasa ( 30/7/2019 ) sore.
Penandatanganan kerjasama tripartit ini dilakukan Direktur PDAM Sejiran Setason, Abdi Nursahri, Kepala UPT Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI, Dr. Anto Trisugiarto dan Dita Trisnawan mewakili Prof. Dr. Ridwan Kiemas Kurniawan dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik UI di ruang rapat OR 1 Kantor Bupati Bangka Barat, disaksikan Bupati Bangka Barat, Markus, SH.
Kerjasama yang ditandatangani yaitu Pembangunan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan bidang Teknologi Penyediaan Air Siap Minum sebagai Penunjang Pariwisata di kota Pusaka Muntok.
Direktur PDAM Sejiran Setason, Abdi Nursahri menjelaskan, di kota Muntok akan dibangun prototype fasilitas air siap minum di tempat – tempat publik.
” Jadi nanti seperti di luar negeri, di lapangan bola ada, di museum, gitu kan, teknologinya dari LIPI, desainnya dari UI, instalasi airnya dari PDAM. Mudah – mudahan lah kita di kota Muntok ini fasilitasnya udah kayak luar negeri ada air minum khusus. Itu air siap minum, bukan air bersih,” jelas Abdi.
Deputi Jasa Ilmiah LIPI, Dr. Mego Pinandito, M.Eng, dalam paparannya mengatakan, sebelumnya, pihaknya telah menggalang kerjasama dengan PDAM Tirta Sejiran Setason untuk pengembangan peningkatan kualitas air agar bisa lebih baik lagi.
” Kemudian yang terakhir bersama dengan UI ini adalah membuat sistem agar air bisa diminum secara langsung. Jadi air baku sudah, air bersih kemudian menjadi air siap minum. Jadi kalau di luar negeri itu sudah biasa dan ditempat kita harus bisa dengan teknologi yang ada,” ungkapnya.
Bupati Bangka Barat, Markus, SH, mendukung kerjasama tiga pihak ini, apalagi Kabupaten Bangka Barat kata dia, saat ini terus melakukan pembangunan di segala bidang.
Menurut Markus, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup besar di Bangka Barat, tentu memerlukan penerapan ilmu dan teknologi, agar pemanfaatan sumber daya tersebut berhasil guna dan memberikan nilai ekonomi tinggi.
” Dalam kesempatan yang baik ini saya juga mengharapkan OPD – OPD yang ada dapat memanfaatkan atau menjalin kerjasama ilmiah berlatar ilmu pengetahuan sesuai yang kita butuhkan,” pungkas Markus. ( SK )