Muntok – Keinginan Bupati Bangka Barat, Markus, SH, untuk menjadikan kota Muntok sebagai UNESCO World Heritage disambut baik Koordinator
Vernacular Documenter ( Vernadoc ) Indonesia, Prof. Kiemas Ridwan Kurniawan. Hal ini terungkap dalam acara makan malam di rumah dinas Bupati Bangka Barat di Muntok, Minggu ( 14/7/2019 ).
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Kiemas mengatakan ada tahapan – tahapan yang harus dilewati.
” Jadi harus kita, bukan hanya level kabupaten, tapi pelan- pelan nanti ke level provinsi lalu ke level nasional baru kemudian ke level internasional. Jadi tahapnya memang satu persatu, seperti Sawah Lunto,” ujarnya.
Kiemas mencontohkan kota Sawah Lunto di Sumatera Barat yang telah lebih dulu menjadi UNESCO World Heritage. Menurut dia, kota Sawah Lunto lebih kecil bila dibandingkan dengan kota Muntok, namun bisa diangkat le level internasional.
” Sawah Lunto itu sebetulnya lebih kecil daripada Muntok. Tapi kenapa mereka bisa? karena masyarakatnya semua bersatu padu mewujudkan keinginan untuk mengangkat Sawah Lunto menjadi kota internasional,” tukas dia.
Dia berharap hal yang sama terjadi di kota Muntok. Dukungan masyarakat yang bersatu padu untuk mewujudkan keinginan tersebut sangat dibutuhkan. Vernadoc kata dia, akan mencoba mengangkat Muntok lama tanpa meninggalkan Muntok baru.
” Jadi mudah – mudahan kehadiran Vernadoc disini, ini salah satu upaya untuk mengangkat permata yang tertutup lumpur dari kota Muntok ini menjadi jernih kembali,” tandas Kiemas.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Suwito mengatakan, untuk menjadikan kota Muntok sebagai binaan UNESCO membutuhkan waktu cukup lama, namun Bangka Barat bisa memulai mempersiapkannya sedikit demi sedikit.
” Memang kita seharusnya menuju ke binaan UNESCO, tapi itu masih jauh, tapi kita harus menyiapkan sedikit demi sedikit . Sawah Lunto memang sudah duluan sebelum Bangka Barat ada, mereka sudah menyiapkan itu, memang tidak gampang,” kata Suwito. ( SK )