Radio Duta – Dinas Pariwasata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat akan menggelar acara Pelestarian Nilai Sejarah. Acara tersebut akan dikemas dalam delapan kegiatan yang berkaitan dengan sejarah, khususnya sejarah pengasingan para pemimpin RI di kota Muntok.
Salah satu dari rangkaian kegiatan perhelatan tahunan Kabupaten Bangka Barat ini adalah Sarasehan Sejarah yang akan dilaksanakan tanggal 5 Mei 2018 di Museum Timah Muntok.
Kabid Kesenian dan Budaya Dinas Pariwisata Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno mengatakan hal itu saat ditemui diruang kerjanya, Rabu ( 11/4/2018 ).
Menurut pria yang akrab disapa Seno ini, tema yang akan diangkat yaitu dari Muntok untuk Indonesia dan menitikberatkan pada peristiwa Roem Royen yang menghasilkan kesepakatan pengembalian para pemimipin RI yang diasingkan di Muntok kembali ke Yogyakarta.
” Tema untuk tahun ini kurang lebih sama, cuma lebih dimantapkan lagi, jadi sudah ada konsep dari Muntok untuk Indonesia. Kaitannya dengan memperingati peristiwa Roem Royen Statement, sebuah kesepakatan antara Republik Indonesia, Mr. Moehammad Roem dengan delegasi Belanda Mr. Van Royen. Jadi isi kesepakatan itu mengembalikan para pemimpin RI ke Yogyakarta,” tutur Seno, Rabu ( 11/4 ).
Seno menambahkan, Sarasehan Sejarah akan membahas peran penting dua orang delegasi Republik Indonesia, Mr. Moehammad Roem dan Mr. Alisastro Amidjojo, yang termasuk ke dalam delapan orang petinggi RI yang diasingkan di Muntok dalam Perjanjian Roem Royen dan Perjanjian Meja Bundar untuk diketahui generasi muda. Apalagi sejarah tersebut berkaitan dengan kota Muntok.
” Jadi arah titik tekan itu yang akan kita kuatkan untuk diketahui generasi muda bahwa Muntok itu tempat terpencil tapi membawa arti penting bagi Indonesia,” imbuh Seno.
Seperti tahun lalu, dikatakan Seno, Prof. Meutia Hatta akan hadir lagi sebagai narasumber. Selain Putri Sulung Bung Hatta itu, narasumber yang akan hadir yaitu, Halida Nuria Hatta, DR. Rusdi Husein selaku Sejarawan dan Ketua Litbang Yayasan Bung Karno, mantan Menteri Luar Negeri RI, DR. Nurhasan Wirayuda dan Dosen Sejarah Universitas Indonesia Bandung kelahiran Muntok Prof. Hamid Hasan.
” Cucu dari Bung Hatta, anak dari Ibu Meutia, Pak Tansir dimungkinkan hadir. Cuma sampai hari ini kita belum conform tiketnya apakah hadir atau tidak,” ujarnya.
Seno mengharapkan tamu – tamu yang akan hadir dalam Sarasehan Sejarah, selain dari perwakilan Pemerintah Pusat, Kementerian Pendidikan, pihaknya akan mengakomodir usulan Muthia Hatta untuk mengundang lebih banyak mahasiswa sebagai peserta seminar.
Namun, mengingat terbatasnya ruang Museum Timah Muntok yang tidak dapat menampung peserta dalam jumlah besar, Seno membatasi peserta maksimal 200 orang.
” Jadi kita juga sudah mulai bersurat kepada mahasiswa diseluruh Sumatera, mulai dari Aceh sampai Lampung kita undang untuk hadir.
Kita estimasikan pesertanya kita batasi di angka 200 terdiri dari mahasiswa, para pengambil kebijakan, penggiat sejarah. Memang untuk masyarakat umum kita lagi berpikir, kami coba menghubungi Kominfo Provinsi, agar bisa menyediakan infocus yang besar, jadi diluar ada video besar yang bisa disaksikan oleh masyarakat kalau mau hadir,” tutup Seno. ( SK )