Muntok – Perayaan Natal Oikumene dan Kebaktian Kebangunan Rohani ( KKR ) Kabupaten Bangka Barat dipadati ratusan umat Kristiani di Gedung Sriwijaya Unmet Muntok, Senin ( 28/1/2019 ) sore.
Acara pembukaan yang dimulai sejak pukul 17:00 WIB ini dihadiri Wakil Bupati Bangka Barat Markus, SH., Kajari Bangka Barat Neva Sari Susanti, Kapolres Bangka Barat AKBP Firman Andreanto, unsur forkopimda, segenap Kepala OPD Pemkab Bangka Barat dan segenap undangan.
Setelah itu, Natal Oikumene yang menghadirkan Pendeta Gilbert Emanuel Lumoindong, S. Th. ini dilanjutkan dengan ibadah di Gedung Majapahit Unmet Muntok.
Wakil Bupati Bangka Barat, Markus, SH. mengucapkan terima kasih kepada jemaat yang telah hadir dan mengucapkan rasa syukurnya karena acara berlangsung aman dan lancar. Dia mengharapkan tahun 2019 ini menjadi tahun yang penuh berkah dan tahun kemenangan bagi seluruh masyarakat Bangka Barat.
” Kami mengimbau untuk menjaga dan menjunjung hubungan toleransi antar umat beragama dengan baik, semakin maju semakin, sejahtera, Bangka Barat semakin hebat. Kami berterima kasih kepada para petugas kepolisan dan TNI yang juga telah menjaga ketertiban dan keamanan acara ini sehingga berjalan dengan lancar,” ucap Markus.
Dilain pihak dikesempatan yang sama, Pendeta Gilbert Emanuel Lumoindong mengungkapkan kekagumannya terhadap kota Muntok, khususnya Bukit Menumbing yang mengandung banyak sejarah.
Dia juga mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan dan tidak terpecah belah karena pandangan politik yang berbeda.
” Biarlah kita agama kita tetap berbeda tapi kita tetap satu Indonesia, jangan hanya karena beda pandangan politik kita menjadi terpecah. Ingat para pahlawan kita berjuang untuk Indonesia dan manusia sejati yang beradab,” tandasnya.
Pendeta Gilbert mengingatkan para tokoh dan pemuka agama agar tidak mudah dikendalikan para politisi dan dijadikan kendaraan politik. Sedangkan untuk para politisi, ia menghimbau agar mendengarkan nasehat para tokoh agama dalam perjuangannya.
” Jangan manfaatkan pemuka agama demi kepentingan politik, karena politik setiap lima tahun berganti, tetapi agama dan Tuhan urusan seumur hidup. Oleh karena itu para tokoh agama tebarkan agama yang sejahtera dan cinta NKRI juga cinta kemanusiaan, karena jika kalaupun kita tidak seagama minimal kita sesama umat manusia yang harus saling mencintai, saling mengasihi untuk kesejahteraan bersama,” tandas Pendeta Gilbert. ( SK )