Penambang Liar Gali Lubang dan Bongkar Batu Besar di Sumber Air PDAM di Menumbing

Muntok — Dipicu adanya aksi penambangan liar di kawasan Taman Hutan Raya ( Tahura ) Menumbing yang mencemari sumber air PDAM Tirta Sejiran Setason, Najamuddin selaku Direktur mendatangi Kantor Sat Pol PP Bangka Barat untuk melakukan koordinasi, Rabu ( 17/2/2021 ).

Najamuddin disambut Kasat Pol PP, Sidarta Gautama di ruang kerjanya. Menurut dia, pencemaran air akibat ulah penambang itu baru disadari sekitar tiga hari yang lalu.

” Ketahuannya itu air waterpang itu kami tampung di bak penampung reservoar di PDAM. Pada saat dicek petugas kita airnya keruh. Terus petugas kita survey ke atas, ditelusuri sumber yang keruh, kan ada dua, yang satunya bening yang satu lagi sudah keruh,” jelas Najamudin.

Sebelum memeriksa ke penampungan air baku di daerah waterpang di Menumbing, dirinya telah berkoordinasi dengan Kasat Pol PP, Sidarta Gautama. Ketika tiba di lokasi, petugas PDAM menemukan barang bukti. Bahkan ada dua orang penambang melarikan diri saat petugas tiba disana.

” Kebetulan waktu kami naik sudah ditemukan, kami malahan sudah dapat barang bukti ada dua orang yang berlari itu . Khawatirnya petugas kita bukan penegak hukum takutnya mereka ( penambang ) melawan, makanya kami koordinasi sama Pak Kasat Pol PP,” tuturnya.

Adapun barang bukti yang ditemukan di lokasi yaitu, kapak, slang, sarung tangan, sandal dan karung. Kata Najamuddin pihaknya tidak menemukan mesin karena penambangan dilakukan secara manual dengan cara menggali lubang.

” Tapi menurut saya sangat berbahaya karena dia kan menutup sumber air baku kami dan membahayakan nyawa manusia karena yang dibongkar itu batu – batu besar. Bikin lobang atau lorong gitu. Yang dikhawatirkan terjadi apa – apa diatas kita tidak tahu dan bisa mencemarkan air baku PDAM,” paparnya.

Lebih parah lagi, aliran air di lokasi tersebut dialihkan para penambang ke tempat lain sehingga upaya PDAM untuk menampung sumber air baku untuk menyambut musim kemarau menjadi terganggu.

” Saya lagi mencoba kecukupan air menyambut musim kemarau, jangan sampai diatas ada yang mengalihkan, jadi air itu dialihkannya ke tempat lain, jadi tidak ke sumber kita, dibelokkannya bikin jalur baru,” tukas Najamuddin. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *