Duta Radio – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) RI, Dr. Ir. Penny Kusumastuti Lukito, MCP mengaku sangat prihatin dengan maraknya peredaran obat – obat ilegal seperti PCC dan sejenisnya di berbagai daerah di Indonesia.
” Balai POM sudah mengidentifikasi itu juga, karena kita memang sangat prihatin, permasalahan PCC atau Somadril ini bukan hanya di Bangka Barat saja, tapi di banyak tempat kami menemukan. Waktu itu di Bima juga pemerintah daerahnya sudah teriak – teriak ke BPOM Pusat untuk ikut terlibat permasalahan tersebut,” ujar Penny Kusumastuti di Rumah Dinas Bupati Bangka Barat, saat kunjungan kerjanya di Kabupaten Bangka Barat pada Minggu ( 5/11/2017 ) sore.
Dia melanjutkan, penyelesaian permasalahan obat ilegal itu tidak dapat diselesaikan sendiri – sendiriĀ karena jaringan produsenya berskala nasional.
” Jaringannya itu nasional, produsennya bisa jadi ada di Jawa, distribusinya sekarang ke Bangka, Kalimantan. Kami ( BPOM ) melihat setelah satu tahun di BPOM, setelah saya mendatangi beberapa wilayah waktu itu ke Banjarmasin, NTB, Bima, dan ternyata kasus obat – obatan keras tertentu seperti Somadril ini banyak disalahgunakan. Akhirnya kami mencanangkan aksi nasional pemberantasan penyalahgunaan obat yang termasuk di dalamnya, seperti Somadril, Carnophen dan beberapa yang lainnya,” jelas dia.
Dia menambahkan, pihaknya bekerjasama Kepolisian, BNN dan Kejaksaan dalamĀ memberantas laju peredaran obat – obatan terlarang tersebut. Gerakan nasional pemberantasan penyalahgunaan obat yang dicanangkan tanggal 3 Oktober 2017 tersebut mencakup beberapa aspek.
” Aspeknya ada tiga, pencegahan, edukasi, pengawasan dan penindakan. Penindakan tentunya kita lakukan bersama – sama juga dengan pihak Kepolisian dengan BPOM juga,” imbuh Penny.
Dalam hal aspek penindakan, dikatakannya, BPOM dalam waktu dekat akan mempunyai organisasi yang disebut Deputi Penindakan yang didalamnya ada Direktur Intelijen, Direktorat Pengamanan dan Pendidikan.
” Dengan adanya Direktur Intelijen, tentunya kita ingin membunuh sampai ke hulunya. Pencegahan, membunuh sampai ke hulu bahan bakunya. Tidaklah mungkin obat – obat terlarang tersebut yang sudah ilegal, ternyata masih ada unsur ilegal yang membuat di Bumi Indonesia ini. Artinya, memang ada bahan baku yang masuk, nah ini yang akan kita tuju kedepan,” pungkasnya.
Penny juga menekankan, aksi pemberantasan itu harus dilakukan dengan serius dengan membangun kesepakatan bersama dan bukan hanya sekedar menjadi wacana saja.
” Saya kira kita harus lebih serius, karena ini sudah aksi nasional. Presiden telah mencanangkan dan kita harus bersama – sama bergerak sekarang, kita safari bertemu dengan mitra – mitra Kepala Daerah untuk membangun kesepakatan bersama, berperang bersama disini. Kedepan kita akan menyelesaikan memberantas penyalahgunaan obat, jangan sampai ini masih ada, dan menjadi wacana kita,” tandasnya. ( SK )