Duta Radio – Peringatan tewasnya 22 orang perawat Australia di Pulau Bangka dalam Perang Dunia ke – 2, khususnya di Kota Muntok kembali di peringati warga Australia. Empat titik lokasi peringatan di kota Muntok setiap tanggal 16 Februari tersebut kembali mereka kunjungi, Jum’at ( 16/02/2018 ).
Empat lokasi tersebut yakni, Kampung Menjelang atau Kampung Keranggan Atas tempat berdirinya tugu camp tahanan wanita, Pantai Tanjung Kalian yang juga terdapat monumen peringatan warga Australia yang tewas di tempat tersebut, monumen Vivian Bowden di depan Bank Mandiri Muntok, lokasi tewasnya Duta Besar Australia, Vivian Bowden yang ditembak tentara Jepang pada 17 Februari 1942 dan Pantai Radji tempat tewasnya 22 orang perawat Australia ditembak tentara Jepang pada tanggal 16 Februari 1942.
Tidak seperti tahun 2017, rombongan keluarga anak cucu para perawat yang tewas pada Perang Dunia ke -2 yang datang ke Muntok di tahun 2018 ini hanya berjumlah 8 orang. Diantaranya, Michael Noyce, Judy Campbell dan Georgina Banks. Ketiga orang ini selalu hadir setiap tahun.
Disamping itu, hadir juga 3 orang perwakilan dari Kedutaan Besar Australia yakni, Mark Graichen, Bryce Bird dan Sekretaris 1 Bidang Politik Matthew Barclay, perwakilan Perawat dari RSUD Sejiran Setason Bangka Barat, Relawan PMI Bangka Barat dan Marc dan Yanni Slootweg dari Orange Cafe sebagai penerjemah.
Muntok History Volunteers Group ( MHVG ) Bangka Barat masih dipercaya Michael Noyce untuk menyiapkan segala sesuatu terkait acara tersebut, dimulai dari transportasi dan akomodasi hingga membangun monumen tempat peletakan plakat sejarah 22 orang perawat Australia yang tewas di Pantai Radji.
Ritual peringatan yang dilakukan di Kampung Menjelang, Pantai Tanjung Kalian dan Monumen Vivian Bowden hampir sama berupa peletakan karangan bunga dan kata sambutan dari pihak keluarga perawat dan pihak Kedutaan Besar Australia.
Sedangkan puncak dari rangkaian 76th Anniversary Commemoration Service Remembering The Heroism And Sacrifice of the Australian Army Nurses berlangsung di Pantai Radji, dimana Paulus Kara dari Santa Maria Muntok melakukan pemberkatan Monumen Plakat yang baru selesai di bangun oleh MHVG.
Disamping itu, hal yang paling menarik dan unik pada peringatan di Pantai Radji yakni seluruh hadirin saling berpegangan tangan menghadap dan berjalan perlahan ke arah laut sebagai gambaran saat para perawat Australia di perintahkan tentara Jepang untuk masuk ke laut saling berpegangan tangan sebelum di berondong dengan tembakan.
Setelah itu, segenap hadirin melarung karangan bunga ke laut.
Menurut Sekretaris 1 Bidang Politik Kedutaan Besar Australia, Matthew Barclay, peringatan serupa yang dilakukan di kota Muntok sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya.
” Ini sudah dilalukan beberapa tahun sebelumnya, sekitar tahun 90 -an. Seperti monumen ini ( monumen di Tanjung Kalian, red ) diresmikan tahun 1993,” ujar Matthew Barclay di sela – sela Peringatan Perang Dunia ke- 2 warga Australia ke – 76, Jum’at ( 16/02/2018 ).
Peringatan Perang Dunia ke – 2 dikatakannya sangat penting bagi Pemerintah Australia, karena hal itu bukan sekedar menghormati orang – orang yang telah meninggal dunia, tapi juga sebagai media jalinan silarurahmi antara Pemerintah Indonesia dan Australia dan juga bertujuan untuk menghormati masyarakat yang ikut menjaga dan menyampaikan sejarah Perang Dunia ke – 2, khususnya di kota Muntok kepada generasi sepanjutnya.
” Ini bukan hanya peringatan, tapi sesuatu menjalin antara Indonesia dan Australia, artinya, ini bukan hanya untuk menghormati orang yang meninggal dunia, tapi juga menghormati orang yang menjaga dan memastikan sejarah ini bisa disampaikan ke generasi selanjutnya, ” tandas dia.
Di kesempatan yang sama, Michael Noyce sangat mengapresiasi segala upaya yang dilakukan Muntok History Volunteers Group ( MHVG ), khususnya dalam hal pembangunan monumen plakat di Pantai Radji yang hanya membutuhkan waktu satu minggu.
” This is amazing, sangat luar biasa. Kami salut sama MHVG bisa melakukan ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada MHVG, ” kata Michael Noyce.
Sedangkan Ketua MHVG Aad Tirta Fujaka mengatakan akan berusaha mengembangkan Pantai Radji dan akan merawat monumen tersebut dengan membentuk tim piket setiap minggu agar monumen tersebut tetap terawat dan terjaga.
” Tentu saja kami berkeinginan kedepan Pantai Radji yang merupakan aset wisata sejarah di Bangka Barat bisa dikembangkan lagi karena ini sudah dikenal di dunia International. Untuk plakat ini, kami akan rawat dengan membentuk tim piket dari MHVG yang akan datang setiap akhir pekan kesini,” pungkas Aad. ( SK )