Muntok — Bupati Bangka Barat, Markus, SH., memberikan penghargaan kepada sepuluh lokus di Kabupaten Bangka Barat yang telah berjuang bersama – sama untuk mempertahankan penghargaan tertinggi Kabupaten Sehat, Swasti Saba Wistara, di Ruang Rapat OR 1, Kantor Bupati Bangka Barat, Senin ( 2/11/2019 ) sore.
Dalam kesempatan itu, Kepala BAPPEDA Bangka Barat, Muhammad Soleh dan Ketua Forum Sejiran Setason Sehat, Sri Fardiani juga menyerahkan Piala Swasti Saba Wistara kepada Bupati Markus.
Sepuluh lokus yang menerima penghargaan dari Bupati Bangka Barat yakni, Forum Sejiran Setason Sehat, Laskar Hijau, SD Muhammadyah Muntok, SMA Negeri 1 Jebus, Pokja Pasar Sehat Kecamatan Muntok, Desa Mancung, PT. GSBL, Desa Peradong, Panti Asuhan Aisyah Muntok dan Balai Latihan Kerja Bangka Barat.
Kepala BAPPEDA Bangka Barat, Muhammad Soleh mengatakan, penghargaan Swasti Saba Wistara yang kembali diperoleh Kabupaten Bangka Barat tahun 2019 ini merupakan komitmen Kepala Daerah dan upaya semua seluruh komponen yang ada, baik dari masyarakat, Pemda Bangka Barat serta pihak – pihak lainnya.
” Mudah – mudahan ini menjadi cambuk bagi kita dan harus kita bumikan. Untuk apa kita mendapat penghargaan kalau tidak ada artinya bagi masyarakat kita, itulah tujuannya. Nanti kita sama – sama sosialisasikan kepada masyarakat. Tentunya tantangan kita dua tahun ke depan tambah berat, tapi prestasi ini tetap harus kita pertahankan,” kata M. Soleh.
Sedangkan Bupati Bangka Barat, Markus, dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada berbagai pihak yang telah bekerja dan berupaya mewujudkan Kabupaten Bangka Barat Sehat dan mempertahankan Swasti Saba Wistara.
” Penghargaan ini adalah hasil jerih payah bersama, maka kami ucapkan terima kasih kepada bapak ibu yang telah berkontribusi dalam meraih penghargaan ini untuk Kabupaten Bangka Barat,” ucap Markus.
Namun Markus menekankan, sebenarnya bukan piala atau penghargaan saja yang diharapkan, tapi merubah perilaku masyarakat agar hidup bersih dan sehat merupakan hal yang paling penting. Salah satunya, menyadarkan masyarakat agar tidak buang air besar ( BAB ) sembarangan.
” Makanya saya ingin dengan para Kades bagaimana kita mewujudkan setiap desa itu tidak ada lagi masyarakat yang tidak punya jamban, tidak ada lagi masyarakat yang BAB sembarangan, karena itu salah satu penilaian. Kalau masih ada masyarakat kita yang masih BAB sembarangan, mari kita sama – sama bersama desa kita tuntaskan,” cetus Markus.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, kata Markus, sekitar kurang lebih 95 persen masyarakat di Bangka Barat telah memiliki jamban, artinya masyarakat yang tidak punya jamban tidak banyak lagi.
” Ini tentu yang menjadi PR kita bersama untuk menuntaskan masalah itu. Nanti bersama Kades – Kades karena Kades yang lebih tahu wilayahnya,” tutup Markus. ( SK )