Leguk Bulan Gelar ” Osek – Osek Nunggu Bebukak ” untuk Menggali Budaya Khas Muntok yang Hampir Hilang

Muntok – Para seniman Kampung Tanjung Kelurahan Tanjung, Muntok yang tergabung dalam Leguk Bulan, didukung Dewan Kesenian Bangka Barat,kembali membuat ulah. Kali ini mereka menggelar acara yang bertajuk ” Osek – osek Nunggu Bebukak ” di Tugu Kapal Kampung Tanjung, Muntok, Minggu ( 26/5/2019 ).

Osek – osek nunggu bebukak merupakan bahasa daerah Mentok, kurang lebih bermakna sama dengan ” ngabuburit ” , menghabiskan waktu sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Berbagai macam kegiatan dikemas dalam acara ini, diantaranya Lomba Azan, Lomba Betaipau, pertunjukan musik live, rebana, pembagian sembako, tausiyah oleh Ustad Hasan Assegaff serta berbuka puasa bersama.

Acara yang digeber sejak pukul 09:00 WIB ini mendapat sambutan meriah dari warga setempat dan dihadiri Kasat Lantas Polres Bangka Barat, AKP Toni Susanto serta perwakilan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung.

Menurut salah satu pentolan Leguk Bulan, Saleh, kegiatan tahun ini merupakan penyelenggaraan kali ketiga sejak tahun 2017.

” Kebetulan acara ini di bulan puasa, bagi kami ini moment yang bagus. Tapi intinya kami ingin mengangkat kuliner. Tanjung kan kampung tua, daerah wisata tapi hanya sebutan saja , kan budaya melayunya kental, tapi kan selama ini hanya disebut – sebut tapi tidak dilaksanakan. Nah kami ini mencoba mengungkit sedikit – sedikit budaya ini dari acara ini mudah – mudahan masyarakat bisa terpancing,” jelas Saleh.

Para pelaku seni dari Leguk Bulan yang notabene warga Kampung Tanjung merasa terpanggil untuk kembali mengangkat budaya melayu yang begitu kental di Kampung Tanjung yang sekarang telah mulai hilang. Apalagi kata Saleh, sejak dulu Kampung Tanjung dikenal sebagai kampungnya para pembuat kue dengan cita rasa yang lezat.

” Tapi justru sekarang dunia ini sudah terbalik karena zaman, jadi budaya seperti itu bakal hilang,” tukasnya.

Untuk tahun selanjutnya, Leguk Bulan akan lebih menggali lagi adat budaya yang dulu pernah ada di Kampung Tanjung untuk ditampilkan.

” Dulu kan Tanjung ini adatnya kental, salah satunya acara nganggong, tapi kami belum kesampaian nganggong pakai tudung saji, tapi itu ada rencana untuk kedepan nanti termasuk tanglong ( lampu kaleng ), jadi kita hidupkan lagi apa yang dulu pernah ada,” ujarnya.

Nandar, selaku Ketua Panitia menambahkan, tahun selanjutnya acara ini akan dilaksanakan sebelum bulan puasa. Konsep ke depan, acara ini bukan lagi osek – osek nunggu bebukak, tapi dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Dia menegaskan, tentunya acara akan dikemas lebih meriah.

” Jadi rencananya tahun depan pelaksanaan acara ini sebelum bulan puasa, jadi dalam rangka menyambut puasa. Jadi nanti akan ditampilkan tanglong, lampu kaleng pakai lilin, itu khas kami, dibuat dalam jumlah yang banyak, itu kan sekarang kan nggak ada lagi. Di Tanjung itu dulu paling meriah. Insya Allah tahun depan lebih meriah,” jelas dia.

” Kami berharap ada pihak yang mau membantu juga untuk mempromosikan ini karena kami kan tidak bisa juga bekerja sendiri,” sambungnya. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *