Muntok – Dari atas panggung kecil yang sederhana tanpa dekorasi, sekelompok musisi yang menamakan diri Bobong Project, merayu penikmat musik yang duduk lesehan di depan panggung dengan lagu – lagu bergenre melayu.
Meskipun tak nampak ramai, para penonton terlihat enggan beranjak dan duduk betah menikmati lagu demi lagu yang dimainkan Safik Ahmad dan kawan – kawan.
Acara Komite Musik Dewan Kesenian Bangka Barat yang mengangkat tema ” Syahdu Merayu ” ini digelar di halaman Museum Timah Muntok, Kamis ( 28/2/2019 ) malam.
Bobong Project mengaransemen sejumlah lagu melayu yang telah cukup dikenal, seperti Tanjung Katung, Menjeling, Ape Nak Jadi dan Nurlela dengan konsep orkes yang sederhana namun cukup menghibur.
Komite Musik Dewan Kesenian Bangka Barat memang berupaya untuk konsisten mengadakan pertunjukan musik setiap bulan sepanjang tahun. Mereka menamakan program ini ” Pertunjukan Musik Bulanan Resonansi ” dengan mengusung tema yang selalu berbeda setiap bulannya.
Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno dalam sambutannya mengatakan, tema ” Syahdu Merayu ” dengan sajian musik khas melayu memang bertujuan untuk menghadirkan suasana syahdunya rayu – merayu.
” Syahdu merayu akan membawakan rayu – rayuan mungkin, atau setidaknya sajian – sajian musik khas melayu yang mungkin bagi yang sedang merayu menjadi referensi untuk merayu, yang sudah pernah dirayu mengenang lagi bagaimana masa merayu,” ujar Seno.
Dari sisi seni dan budaya, dia berharap, pertunjukan ini bisa dijadikan referensi dalam berkesenian dan budaya melayu tak lekang di Bumi Sejiran Setason.
” Mudah – mudahan seni tradisi kita, seni musik berbasis budaya lokal makin lestari dan kemudian bisa dinikmati oleh kita sendiri orang Mentok orang Bangka Barat, apalagi sampai bisa dinikmati oleh orang luar, mudah – mudahan mereka bisa lebih mengenal Mentok,” tambahnya. ( SK )