Tinggal 40% Lagi, Pesanggrahan Muntok Kembali ke Bentuk Aslinya

Muntok ( Radio Duta ) – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap berkomitmen untuk menjadikan kota Muntok sebagai kota wisata heritage. Hal itu dibuktikan dengan mengembalikan Wisma Ranggam atau Pesanggrahan Muntok ke bentuk aslinya seperti di tahun 1948.

Pengembalian ke bentuk aslinya ini termasuk perubahan nama dari Pesanggrahan Muntok atau Wisma Ranggam menjadi ” Pasanggrahan BTW Roemah Persinggahan “, patung Garuda Pancasila dan segala yang ada di pesanggrahan pada masa – masa Presiden pertama RI, Soekarno dan beberapa tokoh pendiri bangsa diasingkan oleh Pemerintah Belanda ke kota Muntok.

Namun hal itu dilakukan secara bertahap. Menurut Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, tinggal 40% lagi, maka pesanggrahan bersejarah ini akan kembali ke bentuk aslinya.

” Ini belum 100%, pintu ini tidak ada tapi dia hanya kongliong, beton saja, terus Garuda Pancasila tadi, terus bagian depan, lantai ini asli oke, yang depan banyak berubah, belakang, wc, kamar penjaga, dan lain sebagainya. Boleh bikin kamar penjaga tapi bukan seperti kamar penjaga seperti yang disamping.Insya Allah ini mungkin sekitar 40% lagi kita kembalikan ke aslinya,” jelas Erzaldi usai meresmikan patung Garuda Pancasila dan nama Pasanggrahan BTW Roemah Persinggahan di Wisma Ranggam, Muntok, Sabtu ( 22/12/2018 ) pagi.

Menurut orang nomor satu di Provinsi Bangka Belitung ini, pengembalian pesanggrahan ke bentuk aslinya adalah suatu keharusan. Untuk itu, Erzaldi menghadirkan keturunan tokoh – tokoh yang mengetahui sejarah Pasanggrahan BTW Roemah Persinggahan, salah satunya, Syarizal Yusuf putra dari Presiden RIS ( Republik Indonesia Serikat ) Bagian Bangka, Yusuf Rasyidi.

Semua upaya tersebut tegas Erzaldi, sebagai langkah dari janjinya untuk menjadikan kota Muntok sebagai kota heritage.

” Jadi sebagai janji saya waktu itu ingin menjadikan Muntok sebagai kota heritage, tidak terlepas dari bagaimana kita menjaga pesanggrahan ini untuk tetap menjadi cagar budaya, tapi tidak saja dia hanya menjadi cagar budaya, tapi bagaimana usaha kita agar kita bisa mengundang orang – orang, tamu – tamu kita untuk berkunjung ke Mentok ini,” tandasnya.

Disinggung dari mana sumber dana untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Erzaldi, pendanaan didapat dari sumbangan berbagai pihak. Dia juga menekankan untuk tidak terlalu manja selalu mengharapkan kucuran dari APBD.

” Banyak sumbangan dari orang. Yang begini – begini saya rasa jangan terlalu manja ke APBD, kenapa? kalau bangsa dan masyarakat Bangka Belitung ini merasa ini bagian dari sejarah, sudah sepatutnya tanggung jawab kita semua, bukan tanggung jawab Pemerintah Provinsi ataupun Kabupaten, jadi sama – sama kita,” sebut dia.

Dengan dikembalikan Pesanggrahan Muntok atau Wisma Ranggam ke bentuk aslinya secara utuh, mantan Bupati Bangka Tengah ini yakin, pesanggrahan tempat pengasingan Bung Karno ini akan menjadi magnet untuk menarik pengunjung, terutama bagi yang penasaran dan tertarik untuk menggali sejarah perjuangan bangsa.

” Penasarannya itu kenapa, karena ini bagian dari sejarah Indonesia, bukan sejarah Babel saja tetapi bagian dari sejarah negara Indonesia, kedaulatan negara Indonesia, bahkan bagian sejarah dunia. Karena apa? Perjanjian Roem Royen adalah itu berawal konsepnya dari sini. Jadi kalau kita bicara bagaimana penguatan kemerdekaan Republik Indonesia, kedaulatan itu disahkan lagi oleh Belanda, start point-nya itu dari sini,” pungkas Erzaldi. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *