Muntok ( Radio Duta ) – Nama Wisma Ranggam atau Pesanggrahan Muntok berubah lagi. Kali ini bangunan bersejarah tempat pengasingan Presiden Pertama RI, Soekarno tahun 1949 ini kembali menyandang nama aslinya ” Pasanggrahan BTW ( Banka Tin Winning ) Roemah Persinggahan “.
Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman meresmikan nama tersebut didampingi keluarga Sultan Abdul Hamid II, Perancang Lambang Negara Indonesia Garuda Pancasila, Bupati Bangka Barat H. Parhan Ali, Sekda Bangka Barat H. Yunan Helmi, Syarizal Yusuf putra dari Presiden RIS ( Republik Indonesia Serikat ) Bagian Bangka, Yusuf Rasyidi
dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Suwito di Wisma Ranggam atau Pasanggrahan BTW, Muntok, Sabtu ( 22/12/2018 ) pagi.
Selain itu, juga diresmikan patung Garuda Pancasila yang ditempatkan di bagian depan pesanggrahan seperti tahun 1948.
Acara yang bertema “Kenang Kenang Membawa Kemenangan Hidup Pancasila Tunggal Ika” ini juga diselingi dengan ” Kesan dan Pesan ” dari Gubernur Erzaldi, peneliti lambang negara Garuda Pancasila dan keluarga Sultan Hamid II.
Dalam sambutannya, Erzaldi mengatakan, Wisma Ranggam merupakan sebuah inspirasi dari para tokoh negara pada masa Bung Karno diasingkan di pesanggrahan tersebut.
” Pada hari ini kita meresmikan pesanggarahan ini, titik tolak pembangunan Bangsa Indonesia. Jangan dianggap enteng peran pesanggarahan ini, dari sinilah perjanjian Roem Royen dicetuskan. Tahun depan akan direhab, akan dikembalikan keasliannya, dari sinilah Mentok ini dimulai,” ujar Erzaldi.
Gubernur menambahkan, jika tidak dikenang dan diulang, sejarah tersebut pasti akan hilang. Untuk itu, bertepatan dengan Hari Ibu ini, Pemprov Bangka Belitung sedang merancang untuk mengangkat Bangka Barat, khususnya kota Muntok sebagai tempat bersejarah. Tahun 2019, Erzaldi juga akan mengadakan seminar Penetapan Hari Sejarah yang akan diperingati setiap tahun.
” Sejarah ini belum ada di Indonesia, sehingga kalau ditetapkan Hari Sejarah Muntok sebagai Kota Sejarah sangat diperhatikan. Jangan sampai nanti apa yang telah dicetuskan tokoh bangsa hilang. Tahun depan, kita mulai anak – anak SMA dibawah naungan Provinsi harus ada kurikulum filtrip ( karya wisata, red ), “sebut Erzaldi.
Dilain pihak, Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Bambang Haryo Suseno mengungkapkan kesan – kesannya mengenai sejarah Presiden Pertama RI, Bung Karno saat diasingkan Belanda di Pasanggrahan BTW Roemah Persinggahan
” Saya menemukan beberapa hal yang emosional yang menjadi kebanggaan Bangka Belitung. Ada sebuah foto, yaitu tentang pernikahan yang di promotori atau dicomblangi Soekarno, sangat banyak sekali sebetulnya hal yang perlu dibanggakan masyarakat Bangka Belitung dari peristiwa ini,” ungkapnya. ( SK )