Talk Show Lada Temu Pelaku Usaha Perkebunan Semangat Untuk Kembali Ke Lada Putih

BANGKA BARAT, HEADLINE1051 Dilihat
Duta Radio – Masih dalam rangkaian Peringatan  Hari Muntok White Pepper, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka Barat menggelar Talk Show Lada Temu Pelaku Usaha Perkebunan Terkait Pemasaran Hasil Perkebunan di Lapangan Parkir Timur, Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Kabupaten Bangka Barat di Desa Daya Baru Muntok, Senin ( 28/08/17 ).
Menghadirkan narasumber Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  Drs. H. Abdul Fatah, M. Si, Direktorat Jenderal Pertanian dan Perkebunan, Ir. Siswanto, M.M, Kepala BPTP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Tim Sistem Resi Gudang Syari’ah ( SRGS ) Bangka Belitung.
Talk Show diikuti  Camat, Lurah, Kepala Desa, Pelaku Usaha Perkebunan serta Gapoktan se – Kabupaten Bangka Barat.
Hadir dalam acara tersebut, Perwakilan Direktorat Jenderal Pertanian dan Perkebunan, Ir. Siswanto, M.M., Perwakilan Komisi IV DPR RI, Ir. Ashar Romli, M.Si., Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Drs. H. Abdul Fatah, M. Si., Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tim Sistem Resi Gudang Syari’ah Bangka Belitung, Perwakilan BUMN dan BUMD Wilayah Kabupaten Bangka Barat, Bupati Bangka Barat, Drs. H. Parhan Ali, M.M., Wakil Bupati Bangka Barat, Markus, S.H., Anggota DPRD Kabupaten Bangka Barat, Perwakilan Kajari, Kapolres, Danramil, Kepala-kepala OPD Kabupaten Bangka Barat, Camat dan Kepala Desa di Wilayah Kabupaten Bangka Barat.
Bupati Bangka Barat H. Parhan Ali mengatakan, secara historis kepopuleran lada putih Muntok atau Muntok White Pepper mengalami masa kejayaan pertama pada paruh terakhir tahun 1920-an.
“ Naiknya harga lada langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat, keberhasilan lada menjadi pemacu pertumbuhan kualitas hidup masyarakat,” kata Parhan.
Namun  masa kejayaan lada yang pasang surut dan maraknya tambang illegal timah, menurut Parhan memberikan efek  penurunan produksi lada sehingga kejayaan Muntok White Pepper meredup.
Kenyataan timah yang tidak bisa diperbarui dan terus menyusut, lanjut dia,  harus di antisipasi dengan peralihan mata pencaharian dari pertambangan ke usaha pertanian, khususnya lada.
“ Ini menjadi salah satu alternatif terbaik menjawab kondisi yang dialami masyarakat, khususnya di Kabupaten Bangka Barat. Komitmen dan semangat yang dituangkan dalam ikrar 1.400 petani lada tanggal 26 Mei 2015 menjadi pemecut semangat stake holder terkait untuk mengembalikan kejayaan Muntok White Pepper saat ini,” jelas Parhan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah dalam sambutannya mengatakan, Hari Muntok White Pepper merupakan pergeseran nilai mengganti  timah ke lada. Keunggulan lada putih memiliki ciri khas dengan kepedasan yang berbeda dengan lada di negara lain.
“ Penjajah datang ke Bangka ini yang dicarinya satu, lada putih di Bangka Belitung. Oleh karena itu saya melihat ada satu pandangan masyarakat di Bangka Belitung yang semula mengandalkan timah, sekarang di geser kembali ke lada. Itu sudah sejalan dengan pemikiran kita semua untuk mengembalikan kejayaan lada putih di Babel,” cetus Abdul Fatah.
Semangat untuk kembali ke lada, kata Wakil Gubernur sudah dimulai oleh Bangka Barat dengan Hari Muntok White Pepper.
“ Sekarang kita rintis kembali masa kejayaan lada di Bangka Belitung. Dan Bangka Barat sudah merintisnya dengan Hari Muntok White Peppernya. Kita bakar semangat ini dengan Gapoktan, sudah saatnya kita bergeser ke lada,” pungkas Abdul Fatah. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *