Pergumulan Berebut Senjata Antara Kasat Narkoba Dan Bandar Besar Shabu

BANGKA BARAT, HUKRIM260 Dilihat
Duta Radio – Mardianto alias Dian adalah Bandar Narkoba sekitar wilayah Kecamatan Kelapa dan Tempilang sempat melakukan perlawanan saat disergap pada Rabu, ( 12/07/17 ) malam di Warung  Lamongan Kecamatan Kelapa.  Kasat Narkoba Polres Bangka Barat AKP Andri Eko Setiawan S.IK yang memimpin penyergapan harus bergumul dengan Tersangka memperebutkan senjata api yang sudah jatuh ke tanah. Namun perlawanan Dian harus terhenti karena Andri  berhasil merebut senjata duluan dan menyarangkan timah panas di kaki kanan Dian.
Beratnya perjuangan Polisi meringkus Dian dapat dimaklumi, karena latar belakang Mardianto alias Dian lelaki asal Sungai Liat itu adalah mantan anggota Polisi yang telah dipecat dan pernah bertugas di Jakarta.
“ Untuk Dian ini kita tangkap dengan upaya yang cukup berat, karena tersangka ini adalah pecatan Polisi dan dinas terakhir di Jakarta. Waktu akan ditangkap melawan dan sempat bergumul dengan Kasat Narkoba berebut senjata, senjata sempet jatuh, secara cepat Kasat Narkoba mengambil senjatanya dan menembakkan ke kaki pelaku,” tutur Kapolres Bangka Barat AKBP Hendro Kusmayadi, S.IK,  dalam jumpa pers, Senin ( 17/07/17 ) di Gedung Catur Prasetya Polres Bangka Barat Muntok.
Karir Mardianto di Kepolisian cukup bagus, ia mengaku pernah menjadi ajudan  Timur Pradopo saat masih  menjabat Kapolres Jakarta Barat.  Namun karirnya terhenti setelah ketahuan beristri dua. Pangkat terakhirnya Bripka dan dipecat tahun 2010.
“ Saya dipecat karena beristri dua, istri pertama sudah punya anak satu, istri kedua sekarang sedang hamil depalan bulan,” kata Dian, Senin ( 17/07 ).
Untuk wilayah Kecamatan Kelapa dan Tempilang, Mardianto merupakan bandar besar. Hal itu dilihat  dari  barang bukti  berupa 2 gram  shabu – shabu, 10 bungkus plastik kosong kecil dan timbangan digital yang diduga untuk menimbang shabu kemasan paket kecil.
Ia mengaku tidak pernah bertemu langsung dengan Bandar Besar dari Pangkal Pinang pemasok narkoba yang akan dia edarkan karena  transaksinya dilakukan dengan mentransfer uang dan barang akan dikirim setelah uang ditransfer.
“ Kita nggak tahu wajahnya karena sistemnya uang ditransfer dan barang baru barang dilempar,” kata Dian. Namun dia tidak menjelaskan cara pengiriman shabu dari Pangkal Pinang dan memilih bungkam saat ditanya tentang hal tersebut.
Dian  mengungkapkan pernah menjadi tenaga security dan pernah bisnis solar setelah dipecat dari Kepolisian. Keterlibatannya di bisnis haram narkoba menurutnya bukan tergiur ingin memperoleh untung besar, tapi kerja sampingan disamping bisa mengkonsumsi shabu gratis.
” Untung makai aja, karena kita kan bukan untuk gawe utama kan,” ujarnya. ( SK )