Muntok — Pemerintah Kabupaten Bangka Barat bersama Forkopimda serta unsur terkait menggelar Apel Kesiapsiagaan serta Simulasi Bencana, di Lapangan Gelora, Muntok, Kamis ( 25/11 ).
Kegiatan tersebut diikuti anggota Sat Pol PP, personel Polres dan Kodim 0431/BB, BPBD, PMI Bangka Barat, Basarnas serta Damkar Unit Metalurgi Muntok.
Setelah apel, digelar simulasi penanganan banjir dan kebakaran oleh Sat Pol PP, BPBD, unsur TNI/Polri serta unsur terkait lainnya.
Bupati Bangka Barat, H. Sukirman yang memimpin apel dalam arahannya mengatakan, Bangka Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bangka Belitung dengan skor indeks risiko bencana sebesar 180. Angka tersebut termasuk risiko ancaman bencana tinggi.
Menurutnya, tingkat kerawanan bencana alam di Kabupaten Bangka Barat antara lain banjir, kebakaran lahan dan hutan, cuaca ekstrem serta kekeringan. Potensi bencana tersebut dapat mengakibatkan korban jiwa, harta benda dan kerusakan lingkungan serta dampak negatif lainnya.
” Selain itu sekarang ditambah bencana non alam yaitu wabah Covid – 19 yang sudah kurang lebih dua tahun melanda kita. Sekarang ini juga sudah memasuki bulan November, artinya kita sudah memasuki musim hujan,” ujar Sukirman.
Menyikapi datangnya musim penghujan yang berpotensi menimbulkan bencana banjir, terutama di Kecamatan Muntok, Bupati mengingatkan semua pihak agar selalu waspada dan siap siaga mengantisipasi segala kemungkinan bencana yang bisa saja terjadi.
Dia berharap dengan apel siaga dan simulasi hari ini, baik masyarakat, stake holder, serta unsur terkait lainnya dapat bersinergi guna menghadapi berbagai kemungkinan bencana, terutama banjir yang kerap terjadi di Bangka Barat.
” Diharapkan kegiatan ini juga dapat menyadarkan kita sehari – hari baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya,” imbuhnya.
Kepala BPBD Bangka Barat, Ahmad Nursyandi mengatakan, dengan digelarnya apel ini, risiko kerugian materi serta korban yang ditimbulkan akibat bencana diharapkan bisa diminimalisir, sehingga masyarakat merasa tenang dan nyaman.
” Memang bencana ini kita tidak bisa menduga kapan datangnya, jadi kita harus siap siaga dan selalu waspada terjadinya bencana ini dan seluruh sektor bisa bekerja sama ikut terlibat menanggulangi bencana tersebut,” ucap Nursyandi.
Pria yang akrab disapa Sandi ini tidak menampik tingkat kerawanan bencana di Bangka Barat termasuk tinggi.
Kerawanan yang paling tinggi adalah banjir serta kebakaran hutan dan lahan. Namun Sandi optimis dengan adanya kegiatan apel ini, semua pihak siap siaga untuk menghadapinya.
” Kalau ( banjir ) sering terjadi memang ada di wilayah Muntok salah, satunya di daerah Culong, Kampung Ulu. Alhamdulillah sekarang sudah kita atasi dengan adanya pembangunan kolong retensi dan cek dump, kemudian di beberapa titik di Kecamatan Jebus juga sekarang bisa teratasi dan tahun ini relatif tidak ada kejadian,” tutup Sandi. ( SK )