Markus Kunjungi Sembahyang Rebut Dusun Anyai

Duta Radio – Masyarakat Tionghoa Dusun Anyai Desa Kundi Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat menggelar Sembahyang Rebut, Senin (4/9/17)malam.
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Bangka Barat Markus,SH dan anggota DPRD Bangka Barat Herwanto.  Kedatangan Markus disambut oleh Kadus Anyai, Ajung dan segenap tokoh adat Tionghoa.
Sembahyang rebut menurut Akhie (65), seorang tokoh adat Dusun Anyai,  merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang dilaksanakan setiap tahun dengan tujuan mengundang arwah yang terlantar.
” Acara ini tradisi leluhur yang sudah dilakukan setiap tahun dari negeri asal kami. Saat sembahyang rebut ini bulan tujuh imlek,  neraka terbuka, kami  mengundang  para arwah yang tidak terurus  untuk datang kesini untuk diberi makan,  dibantulah,” jelas Akhie.
Akhie menambahkan, arwah yang diundang tanpa  memandang ras, suku dan agama.
Rangkaian acara sembahyang rebut dimulai dengan membakar uang dari kertas. Hal itu bertujuan untuk memberi para arwah uang dan pakaian.
” Mereka dikasih uang dan pakaian dulu. Itu dimulai dengan membakar kertas-kertas untuk dikirim kepada arwah-arwah yang akan diundang,” jelas Akhie.
Dalam ritual sembahyang rebut, ada patung dewa  yang disebut Tai She Ja dan replika kapal layar. Tai She Ja menurut Akhie adalah Panglima yang mengatur acara sembahyang rebut agar teratur dan berjalan dengan baik. Sedangkan kapal layar adalah kendaraan yang akan mengantarkan para arwah pulang ke syurga.
” Pada bulan delapan tanggal 1 mereka diantar pulang dengan kapal layar.  Semua ornament itu dibakar sebelum ritual rebut,” ujar Akhie.
Puncak acara sembahyang rebut dilaksanakan pukul 00 : 00 wib, dimana seluruh warga yang hadir akan berebut sembako dan berbagai jenis makanan dan buah – buahan yang telah disediakan.
Sementara itu Kadus Anyai, Ajung, mengatakan, dana untuk penyelenggaraan sembahyang rebut disamping swadaya masyarakat Desa Anyai, mereka juga mendapat bantuan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat.
” Bantuan dari Pemkab Bangka Barat sedang diurus. Mungkin Selasa atau Rabu ini nanti dari Dinas Pariwisata,” ujar Ajung.
Sedangkan Wakil Bupati Bangka Barat Markus melihat, sembahyang rebut merupakan tradisi turun temurun masyarakat Tionghoa yang perlu dikemas lebih menarik dan lebih meriah lagi.
“Kita melihat masyarakat tionghoa sangat antusias dalam melaksanakan sembahyang rebut ini. Harapannya sembahyang rebut ini terus dilestarikan, nanti untuk  kedepan bisa dilaksanakan lebih meriah lagi dan menjadi salah satu kekayaan budaya masyarakat Bangka Barat,” pungkas Markus.
Dia menambahkan, tradisi sembahyang rebut sudah dimasukkan ke agenda rutin Dinas Pariwisata Bangka Barat yang ikut mengucurkan dana guna membantu pelaksanaan tradisi tersebut.
” Pemkab Bangka Barat untuk tahun ini juga mendukung baik secara moril  maupun finansial. Pemkab sudah menganggarkan untuk membantu sembahyang rebut yang ada di Desa Kundi ini,” ujar Wakil Bupati keturunan Tionghoa ini.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPRD Bangka Barat  Herwanto, mengatakan dampak positif sembahyang rebut adalah media pemersatu masyarakat pribumi dengan tionghoa disebabkan dalam ritual tersebut seluruh masyarakat tanpa memandang ras, suku dan agama membaur jadi satu.
“Acara rebut ini bukan hanya warga tionghoa saja, tapi warga pribumi sama – sama membaur disini,”pungkas Herwanto. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *