Muntok — Geopark Bukit Telaga Tujuh, Desa Sungaibuluh Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat mulai menggeliat. Taman wisata alam ini mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal.
Bukit dengan ketinggian sekitar belasan meter ini merupakan warna baru dalam dunia pariwisata Bangka Barat yang didominasi oleh wisata sejarah dan pantai.
Bahkan bukit ini juga masuk dalam daftar destinasi wisata Durian Tour Package Hotel Pasadena Muntok dan telah disurvey oleh Tim Geo Park Universitas Padjadjaran Bandung bersama Ketua Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi UNPAD, Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., PhD.
Didukung pemandangan indah, dengan
bentangan Teluk Telaga Tujuh dan Pantai Bembang serta Bukit Penyambung yang tersaji didepannya, geopark ini mampu membuat para pengunjung betah berlama – lama di tempat ini, termasuk komunitas Durian Avengers dari Jakarta yang berkunjung hari ini, Sabtu ( 11/1/2020 ) sore.
Berjarak kurang lebih delapan kilometer dari kota Kecamatan Jebus, Geopark Bukit Telaga Tujuh dikelola oleh Kelompok Tani Hutan Telaga Tujuh, Desa Sungaibuluh dibawah naungan KPH Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Menurut Ruslan Effendi dari Kelompok Tani Hutan Telaga Tujuh, geopark ini diramaikan pengunjung terutama pada akhir pekan dari hari Jum’at sampai hari Minggu.
Dikatakannya, mereka mulai mengelola bukit ini sejak dua setengah tahun yang lalu.
” Jadi kita berinisiatif untuk mengembangkan wisata ini. Disini terdapat batu geopark bakal dilestarikan dari Pusat kemarin, Prof. Mega Fatimah
kemaren yang dari UNPAD, kita mengembangkan hutan yang masih alami,” jelas Ruslan Effendi, Sabtu ( 11/1/2020 ) sore.
Ruslan menjelaskan, lahan yang akan dikembangkan seluas sepuluh hektare. Pengembangan selanjutnya, diantaranya dengan membangun resto dan spot foto.
” Nanti kita akan bikin restonya, spot foto di depan sana untuk ngambil view-nya ke depan. Kalau pengembangan lainnya seperti permainan – permainan kita masih menunggu tindak lanjut dari Pemerintah,” terangnya.
Biodiversity ( keanekaragaman hayati ) di Bukit Telaga Tujuh kata Ruslan didominasi Pohon Tabak atau Gaharu, disamping pohon – pohon rimba lainnya yang banyak ragamnya.
Dia menambahkan, yang paling menarik dari geopark ini, menurut Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., PhD. saat melakukan survey adalah hutannya yang masih alami dan terawat sehingga dapat dinikmati pengunjung.
” Prof. Mega bangga karena ada yang perduli sama tempat ini. Jadi yang dia banggakan itu hutannya masih terawat dan masih bisa dinikmati. Nanti kita pengembangannya akan ada penggantian pohon – pohon yang sudah tua dan roboh,” pungkas Ruslan. ( SK )