BANGKA BARAT — Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Henky Wibawa mengatakan, peringatan Hari Anak Nasional ke – 40 yang tahun ini digelar di Bangka Barat dalam bentuk Festival Anak menjadi momentum untuk berkomitmen dalam hal pemenuhan hak anak.
“Jadi bagaimana kepedulian kita terhadap anak, hak hidup, hak tumbuh, hak berkembang dan berpartisipasi secara sesuai harkat dan kemanusiaan dan perlindungan, jangan sampai ada diskriminasi jangan juga ada kekerasan. Itu sih intinya,” kata Hengki di sela acara Festival Anak Bangka Barat, di Gedung Graha Aparatur, Selasa ( 13/8/2024 ).
Implementasi dari pemenuhan hak anak oleh Pemda Bangka Barat menurut dia antara lain pendidikan holistik integratif yang termuat dalam Peraturan Bupati ( Perbup) terkait upaya pemerintah, khususnya dalan rangka menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini.
Program Holistik Integratif merupakan penanganan anak usia dini secara utuh dan menyeluruh yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan serta perlindungan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak usia dini.
“Holistik integratif itu artinya bahwa bukan hanya lembaga pendidikan saja, jadi bisa saja berkoordinasi dengan kesehatan, keamanan dalam rangka pelaksanaan pendidikannya. Intinya semuanya terintegrasi lah,” ujarnya.
Sedangkan dukungan untuk pemenuhan gizi anak, menurut dia juga ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan.
“Jadi kalau dulu ada namanya itu pemberian makanan tambahan anak sekolah, kemudian ada juga dengan program unggulan Kodam II Sriwijaya, ada dapur masuk sekolah. Kemarin kan dari Kodim 0431 Bangka Barat datang ke beberapa sekolah memberikan suplemen-suplemen gizi susu, bubur dan sebagainya,” jelas dia.
Henky tidak memungkiri di Bangka Barat masih ada kasus kekerasan terhadap anak. Hal ini terjadi menurut dia karena faktor lingkungan di sekitar anak, tapi tidak menutup kemungkinan bisa juga terjadi di lingkungan sekolah.
“Makanya dalam hal ini kami sangat berharap peran serta orang tua dan masyarakat yang perlu menyelenggarakan perlindungan. Di lingkungan sekitar itu kan sangat berpengaruh dan anak-anak kita tolong diawasi,” katanya.
“Kalau di dalam sekolah pun dengan keterbatasan pendidik guru dengan jumlah anak yang banyak juga bisa timbul potensi. Tapi kita berupaya untuk mengurangi hal itu terjadi,” tutup Hengky. ( SK )