Duta Radio – Adanya unjuk rasa ( unras ) dari warga Kampung Tanjung Kelurahan Tanjung Kecamatan Muntok di depan Kantor Kelurahan Tanjung, menolak kehadiran Ponton Isap Produksi ( PIP ), Rabu ( 13/12/2017 ) kemarin, Yuli Sandra, Direktur BUMD Bangka Barat angkat bicara menanggapi unras tersebut. Pasalnya, ada tujuh unit ponton milik BUMD Bangka Barat yang terlihat memasuki perairan Pelabuhan Nelayan Muntok.
Yuli Sandra mengatakan, walaupun mengantongi izin dan mempunyai legalitas, namun pihaknya memilih untuk mengalah. Hal itu guna menghindari gejolak akibat penolakan aktifitas PIP oleh warga sekitar.
” Jadi keputusan kemaren, karena kita ini sama Indonesia, sama – sama muslim, satu rumpun melayu, walapun kami punya legalitas biarlah kami mengalah, jangan sampai terjadi bentrok, ” kata Yuli Sandra via telepon, Kamis ( 14/12/2017 ).
Untuk itu, pihaknya akan menarik ponton dari perairan Pelabuhan Nelayan Muntok. Yuli Sandra minta waktu paling lama sampai hari Kamis ( 14/12/2017 ) pukul 18:00 wib. Dikatakannnya, untuk sementara ponton di geser ke dermaga Peltim Unmet Muntok.
” Sudah kami tarik ponton kemarin, kusampaikan minta waktu paling lambat jam enam sore nanti, hari ini. Untuk sementara ponton berlindung di dermaga,” ujar Yuli Sandra.
Maksud dan tujuan berlindung di Peltim tersebut, Yuli menjelaskan hal itu disebabkan izin dikeluarkan oleh PT. Timah dan perairan Peltim merupakan zona netral. Dia mengatakan, bila PT. Timah mengeluarkan izin, tidak menutup kemungkinan pihaknya untuk bekerja di perairan Peltim.
” Berlindung itu PT. Timah mengeluarkan izin berdasarkan DU ( Daerah Usaha ) 1553. Kalau kita tarik garis lurus, artinya termasuk ke Belo Laut masuk ke DU 1553. Tapi nggak mungkin juga kita bekerja di Belo Laut. Pun seandainya ada izin dari PT. Timah kami begawe di Peltim karena termasuk zonasi netral ya kenapa tidak,” tandas dia.
Keputusan sementara yang diambil pihak BUMD Bangka Barat, kata Yuli Sandra, ponton – ponton tersebut digeser ke perairan Peltim untuk berlindung guna menjaga situasi agar tetap kondusif. Pihaknya tidak mau menambah masalah pasca kerusuhan di Tempilang.
” Jadi di Peltim itu berteduh. Kami juga dak kawah. Kesian sama Pak Bupati kita. Baru selesai masalah di Tempilang, tiba – tiba ada masalah ini. Jadi keputusannya, BUMD sekarang ini ponton sudah ditarik dan berlindung dulu di Peltim agar situasi kondusif,” tutup Yuli Sandra. ( SK )