Duta Radio – Terbunuhnya Peki ( 20 ) warga Dusun Pak Lungek Desa Air Lintang oleh tersangka RS ( 20 ), pekerja TI apung asal Palembang dan kerusuhan pembakaran speed boat dan ponton TI rajuk di Pantai Pasir Kuning Desa Air Lintang Kecamatan Tempilang, Minggu ( 10/12/2017 ) silam menyita perhatian banyak pihak.
Terkait kejadian itu, Asisten Operasi (Ass Ops) Baharkam Polri irjen (Pol) Muhammad Iriawan, bertandang ke Polsek Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Rabu (13/12/2017) siang.
Rombongan Mantan Kapolda Metro Jaya itu disambut Kapolres Bangka Barat AKBP Hendro Kusmayadi, Kabag Ops Kompol Sahbaini, Kapolsek Tempilang Ipda Astrian Tomi, dan Wakil Bupati Bangka Barat Markus.
Irjen Muhammad Iriawan yang tiba di Polsek Tempilang sekitar pukul 10:00 wib itu di dampingi Dir Tamsus Brigjen Pol Rudi, Karo Ops Kombes Pol Herry Nixon’s, Dir Krimum Kombes Pol Toni Harsono, Dir Intelkam AKBP Nur Romdoni. Selain anggota Polri, Kasat Pol PP Provinsi Babel Cipto dan Kasat Pol PP Babar Sidarta Gautama beserta personilnya juga hadir dalam kunjungan Irjen Iriawan tersebut.
Dari Polsek Tempilang, rombongan Jenderal bintang dua itu bergerak meninjau lokasi pembakaran speed boat dan ponton TI rajuk di Pantai Pasir Kuning, TKP pembunuhan Peki di King Billiar dan lokasi pembakaran lain di Desa Benteng Kota, desa yang bertetangga dengan Desa Air Lintang Kecamatan Tempilang.
Saat tiba di Pantai Lampu Merah Desa Benteng Kota, Irjen (Pol) Muhammad Iriawan menyempatkan diri berbincang dengan sejumlah penambang.
Selain itu, mantan Kapolda Mentro Jaya itu juga sempat berbincang dengan Kepala Desa Benteng Kota.
Kepada Irjen Iriawan, Kades Benteng Kota, Jinawan, mengatakan aktifitas TI apung diperairan Tempilang sudah berlangsung lama, sejak tahun 2002. Menurut Jinawan, mayoritas pekerja TI apung merupakan pendatang dari luar daerah.
” Masalah TI ini memang sudah lama Pak, dari tahun 2002. Saya menjabat menjadi Kades tahun 2016. Memang mayoritas pekerja TI apung berasal dari luar,” jelas Jinawan.
Bahkan Ditegaskan Jinawan, dirinya menjadi salah satu Kades yang menolak adanya aktifitas TI apung tersebut. Alasannya, dirinya khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan semacam ini.
” TI disini sudah ada sejak 2002, 90 persen pekerjanya pendatang dari luar daerah. Saya menjadi salah satu Kades yang menolak adanya aktifitas TI disini. Karena saya khawatir terjadi hal-hal seperti ini,” ujar Jinawan.
Sayangnya, Irjen Iriawan enggan berkomentar terkait kedatangannya ke Tempilang.
” Kalau mau wawancara, wawancara Kapolres saja,” ujar Iriawan dari dalam mobil Alpard yang ditumpanginya. ( SK )