Duta Radio – Aksi warga Kampung Tanjung Laut yang datang ke Kantor Kelurahan Tanjung pada Rabu ( 13/12/2017 ), menurut Lurah Tanjung Fitria Anggraeni bukan unjuk rasa, namun hanya ingin mengemukakan pendapat tentang adanya Ponton Isap Produksi ( PIP ) milik BUMD Bangka Barat dan PT. Timah yang terlihat memasuki perairan sekitar Pelabuhan Nelayan Muntok.
Fitria mengatakan, pihaknya memfasilitasi pertemuan warga Kampung Tanjung Laut dengan BUMD Bangka Barat dan PT. Timah guna menbahas hal tersebut.
” Ya, itu warga rt. 1,2,3, dan rw. 14 Kampung Tanjung Laut. Bukan unjuk rasa sih sebenarnya, mereka hanya mengemukakan pendapat tentang Ponton Isap Produksi kepunyaan BUMD bekerjasama dengan PT. Timah. Kami disini sebagai Pemerintah Daerah memfasilitasi pertemuan antara warga dengan BUMD. Mereka pihak rw 14 tidak setuju dengan adanya PIP yang akan dikerjakan BUMD, ” jelas Fitria Anggraeni diruang kerjanya, Kamis (14/12/2017 ).
Fitria melanjutkan, warga rw. 14 Kampung Tanjung Laut mengemukakan alasan mereka menolak kehadiran PIP di perairan sekitar Pelabuhan Lama dan Kampung Tanjung.
Menurut wargaKampung Tanjung Laut, PIP mengganggu lalu lintas nelayan yang mau masuk pelabuhan, sering terjadi unsur kriminal yang disebabkan pekerja PIP, terganggunya nelayan yang melakukan kegiatan di sekitar ponton, tailing ponton menyebabkan pendangkalan area pelabuhan dan muara pelabuhan Muntok, dan tidak terpasangnya tanda – tanda ponton yang bisa membahayakan nelayan.
Setelah pertemuan yang di fasilitasi pihak Kelurahan Tanjung, kata Fitria, rencana kegiatan PIP di area perairan Pelabuhan Nelayan dan Kampung Tanjung akan dikaji ulang. Pihak BUMD untuk sementara akan menarik ponton – ponton tersebut.
” Jadi hasil dari pertemuan kemarin untuk sementara akan dikaji ulang dan harus sesuai aturan dari Syahbandar juga, soalnya dari Syahbandar juga ada mengeluarkan KSOP tentang aturan tentang laut. Jadi keputusan sementara dari Pak Yuli Sandra ( Direktur BUMD Bangka Barat, red ) PIP yang akan beroperasi untuk sementara ditarik dulu, mengingat adanya pro dan kontra khususnya masyarakat Kampung Tanjung Laut rw. 14,” paparnya.
Dikatakannya, kedepan pihak PT. Timah dan BUMD Bangka Barat akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai hal tersebut. Dia berharap situasi di Kelurahan Tanjung tetap tenang dan tidak ada gejolak.
” Harapan saya tenang – tenang saja jangan sampai ada masalah pro dan kontra. Mungkin masalah ini karena ada peristiwa di Tempilang sehingga masyarakat disini merasa takut,” tutup Fitria. ( SK ).