PANGKALPINANG — Komisaris Utama Arsari Group, sekaligus adik dari presiden terpilih ke-8 Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo baru-baru ini melakukan ekspansi bisnis ke sektor hilir produk tambang timah bernama PT Solder Tin Andalan Indonesia dengan total investasi mencapai Rp400 miliar.
Pembangunan pabrik timah tersebut dilakukan di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Nantinya PT Solder Tin Andalan Indonesia akan memproduksi solder berbahan dasar timah dalam berbagai bentuk mulai dari kawat solder hingga pasta solder.
Namun, tak sedikit masyarakat mempertanyakan alasan dibalik pemilihan daerah Batam sebagai tempat pembangunan pabrik timah dan bukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebagaimana diketahui bahwa Babel merupakan daerah dengan penghasil biji timah terbesar di Indonesia, bukan daerah Batam.
Bahkan, tak sedikit masyarakat beranggapan bahwa pengembangan sayap bisnis dari Hashim Djojohadikusumo ini tak lepas dari terpilihnya sang kakak yakni Prabowo Subianto sebagai Presiden RI periode 2024-2029.
Menyikapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Babel Beliadi mengatakan, isu-isu yang berkembang mengenai pengembangan bisnis dari Hashim Djojohadikusumo tidaklah semuanya benar.
Menurut Beliadi, semula pabrik timah tersebut memang bakal dibuka di daerah Babel, namun hal itu batal dilakukan lantaran pengelolaan kawasan ekonomi di Babel dinilai belum baik.
“Pertama memang awalnya mereka berencana buka di Kabupaten Bangka Selatan di Kawasan Industri Sadai, ternyata industri itu dikelola oleh swasta dan sampai saat ini pengelolaannya belum baik dalam pandangan dan kajian banyak investor,” kata Ketua DPC Partai Gerindra Belitung Timur ini.
“Kedua, beliau berencana (buka pabrik timah) di kawasan ekonomi suge yang berada di Tanjung Batu, ternyata SK kawasan ekonominya itu belum ada kejelasan,” tambahnya.
Masih kata Beliadi, tim ekonomi dari perusahaan Hashim Djojohadikusumo pun mencoba untuk mengkaji daerah mana saja yang cocok untuk membuka pabrik timah.
Lalu, setelah melalui banyak pertimbangan dan kajian akhirnya dipilihlah daerah Batam. Ditambah lagi, himbauan Presiden RI untuk sesegara mungkin mempercepat hilirisasi sehingga harus sudah mulai dilakukan sedari sekarang.
“Jadi untuk menunjang dan mendukung program Presiden ini akhirnya dipilih lah Batam dan di Batam ternyata sudah lengkap komplit dan sudah berjalan dan bagus. Selain itu yang menjadi pertimbangannya suplai bahan baku, sehingga ditentukanlah oleh tim kajian ekonomi ini pabriknya dibuat di Batam karena disana banyak pabrik elektronik seperti Samsung yang memang membutuhkan bahan baku itu,” jelasnya.
Sementara itu, mengenai pengembangan sayap bisnis milik Hashim Djojohadikusumo yang dikaitkan dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI periode 2024-2029, ditegaskan Beliadi juga tidak lah benar.
Dijelaskan Beliadi, bahwa Hashim Djojohadikusumo sudah menjadi pengusaha sedari dulu, bahkan saat Prabowo Subianto masih aktif di TNI dengan jabatan Letnan Dua.
“Jadi Pak Hashim sudah jadi pengusaha di usia muda dan usaha beliau ini karna kepiawaian, kecerdasan beliau akhirnya terus eksis sampai sekarang. berganti presiden, berganti generasi namun tetap eksis, jadi tidak ada hubungannya buka bisnis di Batam dengan Pak Prabowo jadi presiden,” tegasnya.
“Tentu beliau (Hashim Djojohadikusumo) ingin mendukung program Pak Jokowi terkait hilirisasi, jadi tolong kepada netizen dan kawan-kawan dijelaskan bahwa Pak Hashim bangun pabrik di Batam bukan karena abangnya presiden lalu mengembangkan sayap,” tuturnya.
“Tapi karena memang kajian bisnisnya lebih pas dan cocok di sana dan perlu diketahui Pak Hashim itu sudah jadi pengusaha di usia muda, bahkan sebelum Pak Prabowo jadi ketua Partai Gerindra,” sambung Beliadi.
Beliadi juga mengingatkan kepada seluruh pihak agar dapat saling menghormati keinginan seseorang untuk berusaha, selama tidak merugikan negara.
“Beliau (Hashim Djojohadikusumo) juga track record usahanya tidak ada yang merugikan negara malah menguntungkan negara,” bebernya.
Anak Muda Babel Bisa Ikut Bekerja
Beliadi mengatakan, bahwa pabrik timah PT Solder Tin Andalan Indonesia juga membuka kesempatan bagi seluruh masyarakat termasuk putra daerah Babel yang ingin bekerja di perusahaan tersebut.
Nantinya masyarakat yang berminat dapat memasukan curiculume vitae (CV) ke PT Mitra Stania Prima (MSP) melalui email ataupun mengantar langsung ke kantor yang berlokasi di daerah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Nanti dilihat kompetensi dan klasifikasinya, kalo dilihat memang sesuai nanti akan ada panggilan tetap akan diberdayakan. Jadi tolong diluruskan jangan di goreng-goreng karena ini murni kajiannya NKRI, kajian ekonomi, kajian mensukseskan program presiden, kajian meningkatkan nilai harga timah,” jelasnya.
Terakhir, Beliadi juga berharap, pengusutan kasus tata niaga komoditas timah yang saat ini berjalan dapat segera selesai, sehingga perekonomian Babel dapat bangkit kembali.
“Ekonomi Babel segera pulih bisa berjalan, smelter-smelter yang sudah melengkapi izin bisa berproduksi kembali dan perekenomian masyarakat dapat pulih kembali,” tutupnya. ( Dika )
Link sumber: kabarbangka.com