Muntok — Percepatan vaksinasi di Kecamatan Simpang Teritip yang berjalan lamban mendapat perhatian dari anggota DPRD Bangka Barat. Hal itu pun menjadi pokok bahasan dalam Rapat Dengar Pendapat yang digelar di Gedung Mahligai Betason I, Kantor DPRD Bangka Barat, Senin ( 11/10 ).
Berdasarkan data dari Puskesmas Kecamatan Simpang Teritip, per Jum’at, 8 Oktober 2021, target vaksinasi yang ditetapkan sebanyak 17.747 orang, baik untuk usia 12 tahun ke atas hingga lansia. Namun hasil yang dicapai baru 5.639 orang.
Sementara data Puskesmas Kundi, dari target 6.572 orang, hanya 2.001 orang saja yang baru mendapatkan vaksinasi.
Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Bangka Barat, M. Putra Kusuma, vaksinasi di Kecamatan Simpang Teritip memang terbentur beberapa kendala.
Putra mengatakan, serapan partisipasi masyarakat untuk melakukan vaksinasi di Kecamatan Simpang Teritip, khususnya Desa Kundi memang masih kurang. Penyebabnya, masih ada penolakan dari masyarakat.
” Bahkan langkah kita hingga kita datang berdiskusi, masih ada penolakan yang kami melihat tidak jelas alasannya,” ujar Putra.
Kabag Ops Polres Bangka Barat, Kompol Evry Susanto juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, pihak Polres pun menghadapi kendala yang sama, ditolak masyarakat saat pelaksanaan vaksinasi di Kecamatan Simpang Teritip.
” Beberapa waktu yang lalu Kapolres, sudah datang ke Simpang Teritip untuk melakukan vaksinasi. Namun itu ditolak, daerah Simpang Teritip ini memang agak susah,” tukas Evry Susanto.
Anggota DPRD Bangka Barat, Alha Agus dalam tangggapannya mengatakan, untuk mengatasi penolakan dari masyarakat, dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk memberikan edukasi betapa pentingnya vaksinasi.
” Ini butuh waktu karena disana mikir mereka berkebun, dalam hal ini cara kita mengedukasi Simpang Teritip dengan kemampuan kita,” cetusnya.
Ketua Komisi I, Naim juga menyampaikan tanggapan. Dia berharap sosialisasi vaksinasi harus dilakukan lebih giat lagi agar percepatan vaksinasi di Kecamatan Simpang Teritip bisa ditingkatkan.
Menurut Naim, terjadinya penolakan antara lain disebabkan pemahaman masyarakat yang masih kurang terkait pentingnya vaksinasi.
” Kita harus lebih memberikan sosialisasi, serta kejelasan kepada mereka. Hal ini karena pemahaman mereka belum begitu jelas, jadi yang mereka terima itu yang hoax tapi efek baik dari vaksin tidak masuk ke mereka dan ini tugas kita juga,” tukas Naim. ( SK )
Vaksinasi di Simpang Teritip Terkendala Penolakan dari Masyarakat
