Duta Radio – Salah satu penampilan yang cukup menyita perhatian penonton dalam Pagelaran Kesenian Lintas Budaya Besanje, yang di gelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat di hari kedua, Minggu ( 26/11/2017 ) di Taman Lokomobil, adalah penampilan musisi dari Kalimantan Utara, Uyau Morris.
Dengan alat musik daerah Kalimantan Utara yang di sebut sape, Uyau Moris memukau penonton dengan memainkan lagu yang sedang hits di kalangan anak muda, Surat Cinta Untuk Starla. Disamping itu Uyau yang tampil solo juga memainkan komposisi lagu – lagu daerah Kalimantan Utara dan ditutup dengan memainkan lagu Rayuan Pulau Kelapa. Usai manggung, Uyau Moris pun dikerubuti penonton untuk foto bersama.
Kepada Radio Duta saat ditemui usai manggung, Uyau Moris menceritakan alat musik sape’ yang ia mainkan. Alat musik sape merupakan alat musik petik tradisional Dayak Kenya dan Dayak Kayan Kalimantan Utara yang menyerupai gitar. Pada awalnya alat musik tersebut hanya ada di dua suku itu, yaitu Suku Dayak Kenya dan Dayak Kayan, namun pada saat ini semua suku Dayak telah menggunakan alat musik sape.
Uyau mengatakan, aslinya sape hanya mempunyai tiga sampai empat senar. Tapi untuk kebutuhan diatas panggung, Uyau memodifikasinya menjadi tujuh senar.
” Sebenarnya di masyarakat Dayak, ini cuman tiga atau empat senar, tapi saya modifikasi menjadi tujuh senar. Buat kebutuhan diatas panggung, jadi bisa mainkan lagu – lagu pop juga,” ujar Uyau, Minggu ( 26/11/2017 ) di Taman Lokomobil Muntok.
Pria bertato ini mengaku sudah memainkan alat musik sape sejak berumur delapan tahun. Bakatnya muncul secara alami dikarenakan sang kakek juga pembuat dan pemain alat musik sape.
” Kakek juga pemain, pembuat juga. Akhirnya secara natural aja sih karena melihat dia bikin, main, jadi saya ikut,” papar Uyau.
Alat musik sape telah membawa Uyau Moris perform ke beberapa stasiun televisi nasional, diantaranya Kompas Tv, Net TV, Trans TV dan RCTI. Dia juga telah melanglang buana keluar negeri dengan alat musik suku Dayak tersebut.
” Kalau turnya, kalau Eropa udah ke Perancis. Dua bulan yang lalu ke Canada dan Amerika. Kalau Asia Tenggara udah ke Malaysia, Philipina, Singapura dan Jepang,” tutur Uyau.
Uyau mengaku baru pertama kali datang ke Bangka Barat. Dia menilai, Pagelaran Seni Lintas Budaya dan sejenisnya harus selalu diadakan, khususnya di daerah. Karena menurut dia, lagu – lagu dan musik tradisional seringkali terlupakan justru di daerahnya sendiri.
” Saya baru pertama kali datang ke Bangka Barat. Event kayak gini memang harus selalu diadakan, khususnya di daerah, karena lagu – lagu dan musik tradisi itu kebanyakan terlupakan di daerah. Karena anak – anak muda tidak punya tempat untuk menyalurkan kreatifitas mereka,” tandas dia.
Uyau juga menilai, Pemerintah terkadang tidak mensupport kegiatan anak – anak muda dalam hal pengembangan lagu – lagu daerah sehingga menjadi kurang diminati masyarakat.
Dia berharap, Pemerintah Daerah lebih proaktif mendukung kegiatan anak – anak muda sebagai generasi penerus yang tergerak untuk tetap menjaga dan melestarikan lagu dan musik tradisi.
” Banyak anak – anak muda, termasuk di tempat ini juga ( Bangka Barat, red ) yang melestarikan lagu – lagu tradisi, musik – musik tradisi dan menggaungkannya. Untuk itu dukungan Pemerintah sangat dibutuhkan,” tutup Uyau Moris. ( SK )