Bangka Selatan — Pasca pengusiran Kapal Isap Produksi ( KIP ) 11 di perairan Ketapang pada Rabu ( 30/11 ) lalu, puluhan nelayan Tanjung Ketapang, Batu Perahu dan sekitarnya melakukan pertemuan dengan pihak PT Timah, di Balai Batu Perahu, Kamis ( 1/12/2022 ).
Dari pihak PT. Timah Tbk Toboali, hadir Waka Unit Produksi Laut Bangka dan Kabid KIP PT Timah.
Hadir pula Kasat Intelkam Polres Basel, Danramil Toboali, Danposmat AL Toboali, Ketua Nelayan Batu Perahu, Ketua Nelayan Tanjung Ketapang, Ketua Nelayan Toboali dan masyarakat Batu Perahu.
Menurut Ketua Nelayan Batu Perahu Joni Zuhrin, pertemuan dengan PT Timah ini tentunya terkait pasca pengusiran terhadap KIP 11 milik PT Timah kemarin.
KIP tersebut menurut dia sudah masuk dan beroperasi di Tanjung Ketapang kurang lebih 2 sampai 3 mil dan terlihat dari bibir pantai Batu Perahu.
Setelah didatangi para nelayan, di KIP tersebut mereka bertemu dengan pejabat operasional (PJO).
“Ketika ditanya mengenai dokumen, PJO tersebut tidak bisa menunjukkan dokumen. Jadi kemarin itu kawan – kawan bertanya kepada PJO tersebut yang memberikan perintah itu siapa? dan PJO menjawab dari kantor ( PT Timah, red ),” ungkap Joni Zuhri.
Setelah itu lanjut Joni rekan – rekan nelayan minta diadakan pertemuan menghadirkan para pihak yang memberi perintah KIP beroperasi di perairan Tanjung Ketapang.
“Dengan adanya pertemuan ini, harapan kita agar kejadian seperti kemarin tidak terulang terus menerus. Kalau kita bicara masalah batas laut memang susah, tapi kita berkomitmen bahwa kemarin itu keinginan dari kawan – kawan itu dari perairan Tanjung Ketapang dan sekitarnya merupakan wilayah zero tambang,” jelasnya.
Di lain pihak, Wakil Kepala Unit Produksi Laut Bangka, Wijaya mengatakan, pertemuan tersebut berjalan lancar dan pihaknya sudah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan nelayan Batu Perahu.
“Sebagai bentuk penghormatan dari PT Timah, kapal tersebut sudah digeser dan sampai saat ini juga kapal tidak beroperasi, dan tindak lanjut dari pertemuan ini adalah kami akan menyampaikan kepada pimpinan kami atas aspirasi masyarakat seperti apa,” lanjutnya.
Wijaya berharap ke depan tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan serta tidak terjadi salah paham lagi.
“Artinya ke depan ketika kita masuk lokasi sini akan dilakukan pemberitahuan, komunikasi dan lain-lainnya,” imbuhnya. ( Red )
Link sumber:
https://www.radarbahtera.com/