BANGKA BARAT — Ketika memaparkan komitmennya sebagai calon bupati untuk menjaga stabilitas daya beli dan meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Bangka Barat, Mansah mengatakan, sejak kasus korupsi tata kelola timah bergulir, perekonomian menjadi lesu.
“Sejak terjadinya kasus tata kelola pertimahan, sejak bulan Februari menunjukkan kita bukan lagi inflasi tapi sudah masuk deflasi, khususnya di Bangka Barat saya melihat data itu,” ujar Mansah saat debat calon bupati dan wakil bupati Pilkada Bangka Barat, di Gedung Graha Aparatur, Jumat ( 25/10 ) malam.
Hal itu menurut dia menunjukkan bahwa perekonomian masyarakat sangat bergantung kepada pertambangan. Sementara masih banyak sektor lain yang dapat dikembangkan.
Maka itu Mansah menekankan sudah saatnya bertransformasi dari tambang ke sektor lainnya, antara lain, pertanian dan perkebunan.
“Nah pertanian perkebunan ini ada di desa-desa dan masyarakat kita yang ada di desa-desa hari ini sangat potensial mengembangkan komoditas yang hari ini menjadi unggulan, terutama sawit karet lada dan lain sebagainya,” kata Mansah.
Dan yang paling penting menurut dia dari sektor pertanian dan perkebunan dapat menyerap tenaga kerja sehingga daya beli masyarakat bisa membaik.
Untuk itu melalui program Mandiri pedesaan dirinya akan memperkuat ekonomi di pedesaan.
“Nah hari ini kami melihat lahan-lahan kita yang ada di pedesaan itu tidak tersentuh dan masyarakat kita hari ini perlu bibit, pupuk, modal dan itulah tugas pemerintah daerah kita untuk menyiapkan buat masyarakat kita agar mereka sejahtera,” katanya.
Sekarang ini menurut dia ribuan hektare sawah yang ada tidak terkelola dengan baik, padahal hanya 30 persen suplai beras bisa dipenuhi daerah, sedangkan sisanya harus mendatangkan dari Jawa dan Sumatera.
“Dan hari ini tugas kami sebagai pasangan Mandiri untuk ke depan kita menginginkan ada perubahan untuk itu semua,” cetusnya.
Sementara itu dalam tanggapannya, calon bupati Sukirman mengatakan semua yang disebutkan Mansah sudah ia lakukan.
“Sudah dilakukan semua yang disebutkan Pak Mansah, sudah kita lakukan. Bahkan sampai hari ini pun kita terus berupaya beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya kami ini juga berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian,” kata Sukirman.
Bahkan menurut Sukirman, pihaknya sudah menyiapkan areal khusus untuk kebutuhan pangan dan mendatangkan investasi pabrik CPO di Desa Kacung, Kecamatan Kelapa.
“Semua itu betul bertujuan untuk penyerapan tenaga kerja sesuai kepentingan masing-masing. Yang petani, dengan lahannya cukup, ada bibit, dan permodalan sudah barang tentu. Jadi insya Allah kita terus berupaya,” ucap Sukirman.
Sedangkan menurut Markus, untuk menyikapi masalah daya beli tentunya Bangka Barat perlu melakukan hilirisasi.
“Kita sudah tahu sudah banyak pabrik CPO yang ada di Bangka Barat tapi hilirisasinya yang belum ada. Inilah yang akan kami dorong karena kita sudah punya kawasan industri di Tanjung Ular,” kata Markus.
“Ini juga harus kita manfaatkan dengan baik kita ajak investor kita kasih kemudahan perizinan, sehingga mereka mau menanamkan modalnya di Bangka Barat ini. Semuanya kita berikan kemudahan ini yang akan kami dorong. Kalau tidak hilirisasi tidak akan memberikan nilai tambah,” imbuhnya.
Dengan semakin banyak pabrik berdiri di Bangka Barat, akan tercipta lapangan pekerjaan yang bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
“Dengan begitu daya beli masyarakat akan semakin baik ke depannya. Inilah yang akan kami lakukan dan tidak kalah pentingnya kita akan mengajukan Wilayah Pertambangan Rakyat ( WPR ), karena sampai hari ini Bangka Barat belum ada WPR,” tutupnya.
Menanggapi Sukirman, Mansah mengatakan intervensi anggaran yang dilakukan Sukirman sebagai bupati tidak tepat dan kebijakannya tidak menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Tadi apa yang disampaikan oleh Pak Haji Sukirman katanya sudah dilakukan dan sedang dilakukan. Tapi terjadi data hari ini bukan lagi inflasi lagi tapi deflasi,” cetus Mansah.
“Kebutuhan masyarakat yang hari ini perlu untuk punya pendapatan dari apa yang kita harapkan, agar mereka daya belinya tinggi daya belinya kuat sehingga tidak terjadi inflasi dan deflasi,” katanya. ( SK )