Kenapa Pelabuhan Tanjung Ular Terhambat? Begini Penjelasan BMM

HEADLINE, Politik549 Dilihat

BANGKA BARAT — Calon wakil bupati nomor urut 1 Bong Ming Ming menanggapi persoalan Pelabuhan Tanjung Ular di Desa Air Putih, Kecamatan Mentok yang belum bisa dimanfaatkan Pemda Bangka Barat sebagaimana mestinya.

Hal ini disentil calon bupati nomor urut 2 Markus dan calon bupati nomor urut 3 Mansah, pada debat pertama calon bupati dan wakil bupati, Pilkada Bangka Barat 2024, di Gedung Graha Aparatur, Jumat ( 25/10/2024 ) malam.

“Inilah sekaligus yang menyinggung Pelabuhan Tanjung ular. Bicara apapun, itu kawasan industri dan apapun bicara hilinisasi, pasti yang harus kita siapkan adalah infrastruktur. Bicara infrastruktur ada empat macam infrastruktur, satu, secara fisik, secara regulasi, digitalisasi dan networking. Itu bicara teori marketing dan teori ekonominya,” kata Bong Ming Ming.

Menurut BMM, terhambatnya pemanfaatan Pelabuhan Tanjung Ular karena di jaman Markus menjabat sebagai Bupati Bangka Barat, Perda tentang kemudahan investasi, Rencana Pembangunan Industri Kabupaten (RPIK), Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) belum disiapkan.

“Jadi Pak Mansah, jangankan RIPIN, RPIK saja belum disiapkan oleh Pak Markus. Dan sudah kita selesaikan di zaman kepemimpinan Haji Sukirman RPIK-nya sudah kita selesaikan, Perda kemudahan investasinya sudah kita selesaikan, tinggal kita mempersiapkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah
( RTRW)), belum ada Perda RTRW tentang kawasan industri di Pelabuhan Tanjung Ular,” cetus BMM.

Dikatakan BMM, dia bersama Sukirman
ke depan ingin mempersiapkan sebuah kawasan industri yang terintegrasi, dari mulai Tanjung Kalian sampai ke Tanjung Ular, sehingga menjadi sebuah sistem yang baik dengan luas areal 5.000 sampai 10.000 hektare.

“Kawasannya harus disiapkan dulu baru bicara hilirisasi dan bicara yang lainnya,” tukas BMM.

Menurut dia potensi yang ada di kawasan tersebut sangat banyak, antara lain zirkon dan ilmenit.

“Bicara zirkon, ilmenit. ilmenit itu bisa jadi platinum salah satu bahan pembuat pesawat. Bicara tentang monasit, monasit itu bisa untuk thorium, 1 ton thorium sama dengan 200 juta ton uranium, 1 ton thorium sama dengan 32 juta ton batubara,” cetus BMM.

“Artinya memang sangat besar potensinya. Namun regulasinya harus kita siapkan tinggal bicara digitalisasi dan networking,” tutup BMM. ( SK )


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *