Disparbud Gelar Pelatihan Tata Kelola Bisnis dan Pemasaran Destinasi Pariwisata

Muntok — Pemerintah Kabupaten Bangka Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menggelar Pelatihan Tata Kelola Bisnis dan Pemasaran Destinasi Pariwisata, di Hotel Pasadena, Muntok, Senin ( 28/6 ) pagi.

Peserta yang mengikuti pelatihan adalah para pelaku UMKM dari enam Kecamatan di Bangka Barat.

Bupati Bangka Barat, H. Sukirman usai membuka kegiatan tersebut mengatakan, tujuan pelatihan adalah, pertama, para peserta yang rata – rata usianya masih muda tersebut agar mencintai desanya. Kedua, mereka lebih giat mencari dan menggali potensi yang ada di desanya.

” Baru nanti kita masuk bahwa Bangka Barat ini dianugerahi sumber daya alam, objek pariwisatanya yang luar biasa. Ada klaster, eropa, melayu dan cina diluarnya ada pantainya juga cukup bagus tinggal kita kelola dengan arif bijaksana untuk mendongkrak perekonomian kita dari desa sampai ke kota. Itu spirit yang kita ingin bangun,” papar Sukirman.

Untuk itu ia berpesan agar generasi muda menerapkan tiga prinsip, Kreatif, Kompetitif dan Literasi atau KKL. Sebab menurut Sukirman, tidak mungkin mengembangkan pariwisata bila tidak disertai dengan moralitas seperti tutur sapa yang baik dan kejujuran.

Hal itu pun juga harus didukung dengan kreativitas dan keterbukaan dalam menyampaikan segala informasi, terutama di jaman digitalisasi sekarang ini.

Menurut mantan anggota DPRD Provinsi Babel ini, pariwisata tidak hanya berkutat di pantai saja, tapi bisa juga merambah ke wisata tani. Dia mencontohkan Desa Tebing, Kecamatan Kelapa.

Dikatakannya, Desa Tebing mempunyai potensi dari penghasilan panen sawahnya yang sudah dapat memenuhi pasar yang ada di wilayah setempat. Karang Taruna bekerja sama dengan BumDes untuk menyalurkan hasil panen kepada para pengecer.

Pengembangannya kata dia, para wisatawan yang datang berkunjung akan disajikan dengan potensi sumber daya alam yang ada di desa, misalnya menu seafood ikan dari Desa Pusuk dan kerang dari Desa Kundi.

” Apa hubungannya dengan pariwisata? Dimulai dari rasa cinta dengan desanya, ada sawah walaupun belum seperti yang di Jawa, nanti makannya apa? Ada ayam kampung, ada ikan dari Pusuk, kan kira – kira gitu. Kemudian ada kerang dari Kundi,” ujarnya. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *