Muntok — Pada debat publik putaran kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati Pilkada Bangka Barat 2020 yang digelar KPU di Hotel Pasadena, Muntok, pada Senin ( 23/11 ) malam, petahana Markus mempertanyakan mangkraknya investasi di daerah Tanjung Kalian di masa Ustadz Zuhri dan H. Sukirman menjabat bupati dan wakil bupati.
Bahkan kata Markus, hingga kini rencana investasi tersebut tidak pernah terealisasi sehingga merugikan daerah karena pihak investor sudah menguasai lahan.
” Saya mohon dijelaskan kenapa tidak terealisasi, itu sangat merugikan daerah kita. Karena mereka membeli lahan sampai puluhan hektare, tapi tidak dilaksanakan sehingga ini mempersulit Pemda sekarang karena lahan sudah dikuasai pihak perusahaan,” tukas Markus.
Menanggapi tudingan Markus, calon bupati paslon nomor urut 2, H. Sukirman mengatakan, beberapa pembangunan di Pantai Tanjung Ular sudah ia rencanakan dengan Ustadz Zuhri semasa mereka berdua menjabat bupati dan wakil bupati.
” Bahwa betul kita sudah merencanakan beberapa pembangunan di Tanjung Ular, tapi kita juga memahami berapa banyak para pengusaha itu yang sesungguhnya ingin menguasai lahan tapi akhirnya mereka tidak melaksanakan tugas – tugasnya. Dan terakhir kami juga sudah menetapkan kawasan Tanjung Ular itu sebagai pelabuhan bongkar muat untuk mengalihkan padatnya bongkar muat di Sungai Musi, dan kita ingin Muntok itu menjadi pintu gerbang Sumatera yang dapat berhubungan dengan luar,” kata Sukirman.
Menurut Sukirman, rencana investasi yang tidak terealisasi tersebut disebabkan masa jabatan mereka berakhir di tahun 2015 lalu, ditambah kekalahannya pada Pilkada di tahun yang sama sehingga semua rencana menjadi terputus.
” Andaikata waktu itu kita memenangkan pertandingan itu, maka saya pikir kondisi Bangka Barat tidak seperti hari ini. PAD-nya tidak naik – naik, bahkan turun kata Pak Safri tadi. Kemudian pengangguran disana – sini dan pelayanan publiknya sangat menyedihkan,” tukasnya.
Calon wakil bupati paslon nomor urut 2, Bong Ming Ming menambahkan, kepala daerah tidak dapat disalahkan dalam persoalan investasi.
” Artinya, kalau kepala daerah tidak bisa memfasilitasi investasi tidak akan ada terjadi pembelian tanah. Saya salah seorang yang dekat dengan Ustad Zuhri, saya tahu betul beberapa perusahaan yang mau berinvestasi di Tanjung Kalian. Peletakan batu pertama, pembebasan lahan difasilitasi dengan baik pemerintah Ustad Zuhri – Pak Sukirman,” kata Ming Ming.
Namun kata dia, peletakan batu pertama juga menjadi yang terakhir hingga habis masa jabatan Ustadz Zuhri – H. Sukirman. Hal itu sebut Ming Ming tidak bisa disalahkan kepada kepemimpinan kepala daerah karena Ustadz Zuhri mempunyai target yang jelas. Menurutnya, justru yang perlu dipertanyakan adalah mental para pengusahanya.
” Saya tahu bagaimana Pak Haji Sukirman dengan Ustad Zuhri, mereka punya target – target yang jelas, itu yang harus mereka lakukan, mereka kejar tapi sampai akhir masa jabatan belum satu pun yang terealisasi. Mental pengusaha yang patut kita pertanyakan,” cetusnya.
Jawaban kedua lawan politiknya tersebut kembali dibantah Markus. Menurutnya, penyebab mangkraknya investasi tersebut karena tidak ada ketegasan dan leadership yang kuat dari kepala daerah.
” Seperti sekarang, kita sangat bersyukur tahun 2020 ini kita kedatangan investasi yang sangat besar yang mencapai angka 2 triliun. Semua berjalan karena kepala daerah mempunyai komitmen yang kuat, punya ketegasan, tidak bisa orang membeli lahan yang begitu banyak tapi tidak melaksanakan,” ucap Markus.
Apalagi lanjut Markus, para pengusaha yang membeli lahan sudah mempunyai sertifikat tanah sehingga tidak bisa diambil alih begitu saja oleh Pemda.
” Kalau di masa kami semuanya kita laksanakan dengan baik dan semua kita lakukan dengan kepastian hukum , kita tidak mau daerah kita dirugikan hanya karena perusahaan – perusahaan yang hanya ingin membeli tanah,” ujarnya. ( SK )