Muntok — Ketua BNN Provinsi Bangka Belitung, Brigjen Pol Zainul Muttaqien mengatakan, bila dilihat dari peta jalur penyelundupan narkoba, Provinsi Bangka Belitung termasuk di dalamnya.
” Bicara narkotika, ini juga kita lihat peta penyelundupan narkotika di golden triangle ini dari negara tetangga bisa melewati Aceh, Riau, Palembang. Apabila Sumatera Selatan ditekan, dia singgahnya ke Bangka Belitung sesudah itu baru ke Jakarta,” jelas Zainul dalam paparannya di Ruang Rapat OR I, Setda Bangka Barat, Kamis ( 26/8 ).
Masuknya Bangka Belitung pada jalur yang dilalui lalu lintas narkoba sudah terbukti dari penangkapan dengan barang bukti cukup fantastis, 2,5 kilogram shabu. Menurut Zainul, narkoba sebanyak itu nilai uangnya mencapai kurang lebih 3 milyar.
” Itu bisa kita menyelamatkan 57 ribu anak – anak bangsa dari jumlah tersebut. Sekarang narkotika juga naik dengan adanya situasi pandemi, apalagi bekerja dan belajar sistem daring, banyak anggota yang sambil daring coba – coba narkoba,” ucapnya.
Disamping itu, pertumbuhan ekonomi di Babel dari sektor tambang dan perkebunan sawit juga berkontribusi terhadap naiknya penyalahgunaan narkoba di Bangka Belitung.
” Nah ada pameo mereka kalau mau nyelam ( penyelam tambang ), mau berkebun itu bisa kuat kalau pakai doping dulu. Dopingnya narkoba,” tukas dia.
Zainul menyebut, pecandu atau pengguna narkoba pada usia produktif memang sangat tinggi.
Usia produktif tersebut antara belasan atau anak – anak SMP hingga 45 tahun. Kelompok usia ini lah yang paling banyak menggunakan narkoba.
Karena itu, dia mengajak aparat penegak hukum berkomitmen untuk memberantas narkoba sampai tuntas dari pohon hingga ke akar – akarnya.
” Karena bicara narkotika itu ibarat pohon mangga, kita mau sikat buahnya, daunnya atau rantingnya? Sebagai aparat penegak hukum kita harus komit, kita harus sikat batangnya. Kasian seperti yang korban tadi para penyelam – penyelam tambang atau pendodos sawit, dia hanya korban – korban saja,” ujarnya. ( SK )