Bangka Barat Diprediksi Masih di PPKM Level 3

Muntok — Sesuai dengan aturan Inmendagri Nomor 32 Tahun 2021, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 3 akan berakhir hari ini, Senin 23 Agustus 2021.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid – 19, M. Putra Kusuma belum bisa memastikan apakah PPKM level 3 di Bangka Barat akan diperpanjang atau tidak. Namun ia telah melakukan analisa terkait situasi terkini perkembangan indikator PPKM level 3 di Kabupaten Bangka Barat.

Putra memperkirakan, Kabupaten Bangka Barat kemungkinan masih berada di level 3.

Dia melihatnya dari dua hal, pertama adalah progres positif yang terdiri dari Indikator Kasus Konfirmasi, Indikator Kematian, Indikator Testing dan Indikator Traccing,

Pada Indikator Kasus Konfirmasi, progres positif ada pada indikator transmisi komunitas dengan sub indikator kasus konfirmasi.

” Sampai dengan laporan ini dibuat, kasus konfirmasi Kabupaten Bangka Barat sebesar 97,05 per 100 ribu penduduk per minggu. Pada parameter assesment disebutkan tingkat 3,” jelas Putra, Senin ( 23/8 ).

Menurut dia, walaupun belum mencapai batas tingkat 2 tetapi angka tersebut sudah menunjukan progres penurunan yang sangat signifikan dari periode dua minggu terakhir.

Selanjutnya progres positif lainnya ada pada Indikator Kematian. Dia memaparkan, saat ini terlaporkan angka kematian sudah menurun sampai pada 2,81 per 100 ribu penduduk per minggu.

” Artinya tingkat kematian sudah jauh menurun dari periode dua minggu sebelumnya,” imbuh Putra.

Sementara pada Indikator Testing juga sudah menunjukkan kemajuan yang baik walaupun belum mencapai target dibawah 5 persen.

” Tingkat penurunan positivitas sangat lambat dan kecil. Saat laporan ini dibuat positivity rate hanya di 18,16 % dan stagnan dari tanggal 10 Agustus yang hanya berkisar dari 23 % – 18,16 % saja,” tuturnya.

Putra menegaskan, diperlukan penguatan testing masif pada kontak erat dan diinput pada NAR secara disiplin, baik positif maupun negatif.
Memperbanyak testing pada kontak erat adalah solusi terbaik untuk mendongkrak indikator ini.

Sedangkan pada Indikator Traccing, menurut dia juga sudah menunjukan progres yang baik, walaupun kemajuannya sangat kecil.

Hal kedua yaitu Progress Kecenderungan Menaik yang terdiri dari Indikator Rawat Inap Rumah Sakit, Indikator BOR serta Indikator Tidak Terpantau atau Kepatuhan Protokol Kesehatan.

Pada Indikator Rawat Inap Rumah Sakit terdapat kenaikan yang harus diwaspadai. Penyebabnya, walapun kenaikannya sedikit tetapi ada potensi resiko tatkala melihat rentang usia yang dirawat adalah dominan usia pra lansia dan lansia. Lamanya hari rawat juga menjadi pertimbangan.

” Laporan dari KKP dalam rilis ” Executive Summary ” per tanggal 21 Agustus 2021 disebutkan bahwa stok oksigen di RSUD Sejiran Setason akan habis dalam waktu kurang dari dua hari. Bila tidak segera direload maka akan menghambat proses perawatan pasien Covid – 19 bagi yang membutuhkan oksigen. Sementara ini RSBT Muntok tidak atau belum melaporkan stok oksigennya,” tukasnya.

Pada Indikator BOR ada potensi kenaikan, namun saat ini masih dalam situasi sangat terkendali.

Namun menurut dia, pada Indikator Tidak Terpantau yaitu Indikator Kepatuhan Protokol Kesehatan diakui berkontribusi terhadap kenaikan kasus konfirmasi.

Karena itulah perlu dilakukan edukasi, promosi kesehatan dan upaya persuasif secara kontinyu dalam penguatan aspek kepatuhan prokes tersebut.

Putra menyimpulkan, dari 6 indikator kunci tersebut Kabupaten Bangka Barat dapat diprediksi masih masuk dalam tingkat 3, sebab belum ada progres signifikan dari 2 indikator testing dan traccing sebagai kapasitas respons yang memadai.

” Keterisian Isolasi Terpadu pun masih kisaran 30 % yang paling tidak terisi sekitar 50 – 70 persen,” tutup dia. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *