Program Dinkes Bangka Barat, Berobat Gratis sampai ke Jakarta

HEADLINE, KESEHATAN388 Dilihat

BANGKA BARAT — Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat memiliki sejumlah program unggulan untuk memaksimalkan pelayanannya kepada masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Bangka Barat Muhammad Sapi’i Rangkuti mengatakan, program – program tersebut adalah Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) serta Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan.

Dalam program UKP yang telah tercover Universal Health Coverage
( UHC ) kata Rangkuti, masyarakat yang berobat jalan, rawat inap,bahkan hingga rujukan ke Palembang dan Jakarta tidak dipungut biaya alias gratis.

“Pokoknya kita gratiskan semua jangan sampai ada warga yang tidak mendapatkan fasilitas ketika mereka sakit atau terbaring di rumah, itu kita bantu, ” cetus Rangkuti usai buka puasa bersama wartawan di Waroeng Abbian di Kecamatan Mentok, Selasa ( 26/3/2024 ).

Pada program UKM cakupannya menurut dia lebih luas lagi. Di dalamnya ada pemberantasan DBD dan HIV/AIDS. Hal terakhir ini angkanya terus meningkat.

“Kemudian ada Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS), pemberantasan penurunan stunting, penurunan kematian ibu dan bayi dan sebagainya. Mungkin itu yang di UKM-nya,” katanya.

Sedangkan program ODF, pihaknya pasang target 16 desa terbebas dari masalah buang air besar sembarangan.

“Jadi saya sudah turun ke beberapa tempat memberikan edukasi langsung ke masyarakat, karena satu orang saja tidak punya WC sekampung itu terancam. Ada sekitar 30-an desa yang belum,” ujarnya.

“Ini tugas kami tugas mulia, saya sampaikan dengan anak – anak kalau ini sukses betapa besar ibadah kalian mengajak orang ke jalan yang baik agar terus sehat,” kata Rangkuti.

Dinkes Bangka Barat mendapatkan bantuan 44 jamban gratis di Desa Penyampak yang dibangun di rumah warga oleh Dinas PUPR Provinsi Babel. Sementara desa lainnya digarap sendiri oleh Dinkes.

Buang air besar sembarangan menurut dia adalah kebiasaan kurang baik yang berbahaya menimbulkan berbagai penyakit.

“Banyak bahayanya, dengan tidak adanya jamban ini bisa menimbulkan kolera, diare, hepatitis segala macem sangat berbahaya. Dan tanpa kita sadari tetangga yang tidak punya WC kita menikmati kotorannya termakan dibawa lalat kan,” ujarnya.

Karena itu Dinkes terus mengupayakan agar semua desa di Bangka Barat segera terbebas dari kebiasaan buruk itu.

“Alhamdulillah sudah dua desa tuntas, Desa Tebing, Kacung selesai. Di Jebus kan ada 11 desa, nah dari 11 desa itu kami tinggal 5 lagi yang belum,” cetus dia. ( SK )




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *