Muntok — Wisma Karantina Gedung Diklat Pemkab Bangka Barat saat ini hanya dihuni satu pasien. Juru Bicara GTPPC -19 Bangka Barat, dr. Hendra mengatakan, pasien tersebut berinisial EN ( 47 ) yang sebelumnya dikabarkan positif Covid – 19 berdasarkan hasil uji PCR/swab test di Kabupaten Tanah Datar, Padang.
Menurut dr. Hendra, Tuan EN sebelumnya hendak mengantar istrinya pulang ke Muntok Bangka Barat dan sempat melakukan rapid test, hasilnya reaktif. Setelah itu, Puskesmas setempat mengambil sampel swab-nya.
” Sebelum sampel swab keluar yang bersangkutan ini sudah berjalan menuju Muntok. Nah waktu di jalan itu dikabarkan hasil swabnya positif, via telepon waktu itu. Setelah menerima telepon, yang bersangkutan ini sebenarnya mau mengantarkan istrinya pulang ke Muntok,” jelas dr. Hendra kepada awak media di Kantor Bupati Bangka Barat, ( 26/8/2020 ).
Setiba di Pelabuhan Tanjung Api Api, setelah istrinya, FM ( 34 ) menyeberang menuju Muntok, EN berinisiatif
menghubungi wisma karantina di Palembang dan oleh petugas ia disarankan karantina mandiri.
” Ternyata Wisma Karantina Palembang ini kan dia minta hasil tertulis. Tapi karena via telepon, tidak tertulis, dia konsultasi sama petugas sana, disarankan untuk karantina mandiri,” kata Hendra.
Setelah menjalani karantina mandiri, EN di rapid test ulang, hasilnya non reaktif. Dia pun memberanikan diri menyeberang ke Muntok. Namun setiba di Muntok, EN disambut Tim GTPPC – 19 Bangka Barat untuk dikarantina di Gedung Diklat.
” Sampai di Muntok kita ambil antisipasi amannya, yang bersangkutan kita karantina dulu sekarang di Wisma Karantina kita. Itu kita lagi nunggu hasil swabnya. Kemarin hari Senin sudah diambil sampel swabnya,” imbuh dr. Hendra.
Sedangkan FM ( 34 ) dan AR ( 19 ), istri dan anak perempuan Tuan EN telah selesai dikarantina dan sudah dipulangkan.
” Anak istrinya sudah di swab. Waktu itu kan sudah nyeberang kami juga lakukan karantina untuk menjaga. Diambil swab satu dua kali dan sudah keluar dari wisma. Tuan EN tidak ada kontak dengan orang lain. Jadi pas dia nyampe Muntok makanya kita jemput dan kita karantina,” pungkas dr. Hendra. ( SK )