Kesan Founder PANSUNET dan Badan Warisan Sumatera tentang Kota Muntok

Muntok ( Radio Duta ) – Kota Muntok dimata Founder PANSUNET ( Pan Sumatera Network ) dan Badan Warisan Sumatera, dra. Hasti Tarekat Dipowijoyo, MSI, bagaikan seorang wanita cantik yang belum memakai perhiasan.

Pemilik perusahaan Heritage Hand On di kota Amsterdam Belanda yang bergerak di bidang pelestarian pusaka ini mengatakan hal tersebut saat ditemui di Museum Timah Muntok, usai menjadi keynote speaker pada acara Historic Urban Lanscape (HUL ) Training HUT Museum Timah ke – 5, Rabu ( 7/11/2018 ).

” Kota Muntok cantik, tapi masih dibawah lumpur dan harus di poles dulu, karena potensinya besar sekali baik yang Pecinan, Melayu, maupun yang Eropa,” ujarnya.

Potensi besar yang dimiliki kota Muntok yang harus dipoles menurutnya, yaitu bangunan – bangunan lama bergaya Eropa, etnis Tionghoa dan Melayu yang banyak terdapat di kota Muntok.

Meskipun Hasti lebih tertarik pada bangunan – bangunan yang bergaya Eropa peninggalan Pemerintah Hindia Belanda daripada yang bergaya Melayu, namun dia sangat tertarik dengan bangunan bergaya Melayu ( rumah panggung ) yang ada di Kampung Ulu Kelurahan Tanjung.

” Yang ada di Kampung Ulu itu sangat bagus sekali. Hargailah itu, karena itu ( bangunan bergaya Melayu, red ) kalau di dunia Internasional akan sangat menjadi daya tarik yang hebat sekali,” tukas Hesti.

Wanita yang sudah cukup lama tinggal di Belanda ini juga menyinggung pantai di kota Muntok yang cantik, namun masih banyak sampah.

” Tolong kalau bisa juga untuk tidak membuang sampah sembarangan di pantai, karena pantainya cantik sekali di Muntok ini, tapi saya lihat masih banyak plastik di pantai. Tidak membuang sampah itu gampang dan tidak memakan biaya. Modalnya hanya kantong plastik,” sentil Hasti. ( SK ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *