Hidayat Arsani: Kalau Begini Terus, Jangankan Investor, Hantu Saja Takut Masuk Babel

Muntok — Pemasangan plang oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Babel di lokasi tambak udang PT. Hoki Alam Semesta Jaya di Desa Rambat, Kecamatan Simpang Teritip beberapa waktu lalu memicu reaksi keras Ketua Umum ( Ketum ) Aliansi Petani Tambak Indonesia ( APTIN ) Hidayat Arsani.

Pada plang tersebut dituliskan ”
” AREA INI DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP ATAS PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAN LINGKUNGAN HIDUP DAN ATAU PERIZINAN LINGKUNGAN HIDUP. DILARANG MEMBUANG LIMBAH KE MEDIA LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP TANPA MEMILIKI IZIN DAN MEMENUHI BAKU MUTU ( PASAL 20 AYAT 3 HURUF A DAN B ) “.

Hal itu menyulut komentar pedas mantan Wakil Gubernur Provinsi Babel ini. Dia menilai pemasangan plang tersebut sebagai tindakan diktator terhadap suatu investasi. Seharusnya kata dia, pihak – pihak terkait lebih mengedepankan langkah pembinaan.

Apalagi PT. Hoki Alam Semesta Jaya sudah mengantongi izin lengkap dan tinggal proses pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) saja.

” Pemasangan plang itu sama dengan upaya diktator, bukan upaya pembinaan. Harusnya mereka dibina bukan sebaliknya justru di takut – takuti. Izin mereka kan sudah lengkap, IPAL mereka juga masih dalam proses dan tidak ada korban mati akibat IPAL itu kan,” cetus Hidayat Arsani via telepon, Sabtu ( 11/7/2020 ).

Menurutnya, investasi tambak udang merupakan salah satu alternatif penopang ekonomi dan lapangan pekerjaan pasca timah. Bangka Belitung tidak akan mungkin terus bergantung kepada tambang timah.

Tapi jika praktek dan proses perizinan suatu investasi itu saja dipersulit, dirinya khawatir investor justru akan takut masuk ke Bangka Belitung.

” Udang ini adalah salah satu alternatif penopang ekonomi dan lapangan pekerjaan pasca timah. Apakah kita harus bergantung kepada timah terus, kan tidak. Tapi kalau begini ditakut – takuti bukan di bina, hantu saja masuk ke Bangka Belitung ini takut,” tukasnya.

Dia minta pemangku kepentingan dan pihak terkait tidak menggunakan tangan besi yang dikhawatirkan justru memicu polemik baru.

” Kami minta para pemangku kepentingan tidak menggunakan tangan besi terus, karena rakyat sudah menderita. Kalau begini orang bisa takut masuk dan investasi di Bangka,” tegasnya. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *