Bawaslu Butuh Peran Masyarakat Mengawasi Pilkada

HEADLINE, Politik195 Dilihat

BANGKA BARAT — Anggota Bawaslu Babel periode 2017 – 2022 Firman TB Pardede menegaskan pentingnya peran masyarakat mengawasi jalannya pemilu maupun pilkada.

Sebab tanpa peran ataupun laporan masyarakat bila ada pelanggaran, Bawaslu akan menemukan kesulitan menemukan pelanggaran yang terjadi.

“Pengalaman yang saya lalui itu membuktikan tanpa adanya laporan mungkin itu sifatnya laporan awal dari masyarakat, sangat susah buat Bawaslu untuk menemukan adanya sebuah pelanggaran,” kata Pardede, Senin ( 19/8/2024 ).

“Mengapa? Karena kandidat dan timnya ( pasangan calon) itu biasanya ketika melihat orang yang berdinas Bawaslu itu biasanya semuanya langsung senyap, operasi senyap itu langsung terjadi,” imbuh Pardede yang menjadi narasumber Sosialisasi Pengawasan Pemilu Bawaslu Bangka Bangka Barat di Hotel KWP.

Maka dengan adanya informasi dari masyarakat, menurut dia Bawaslu bisa langsung terjun ke lapangan untuk menemukan peristiwa yang diduga terjadi pelanggaran.

Apalagi bila melihat jumlah anggota Bawaslu yang sangat terbatas, maka peran masyarakat dalam pengawasan sangat dibutuhkan. Menurut dia secara teori pun sudah dibuktikan, bahwa hanya lewat bantuan dari masyarakat yang secara langsung menjadi mata, kaki dan telinga bagi Bawaslu, maka kualitas demokrasi dalam penyelenggaraan Pilkada 2024, khususnya di Kabupaten Bangka Barat akan menjadi baik.

“Saya tidak berkata yang terbaik, tapi lewat kegiatan ini saya berharap ormas akan tergerak untuk menjadi bagian daripada pengawas pemilu dalam penyelenggaraan pemilu,” ujarnya.

Ditegaskannya, baik pemilu atau pun pilkada sangat berpotensi terjadi pelanggaran, walaupun tetap ada perbedaannya.

Perbedaannya, di pilkada jarak kandidat dan pemilih sangat dekat, sedangkan pada pemilihan presiden malah sebaliknya, sangat jauh.

“Artinya kandidat mungkin kalau pilpres kemarin kan Pak Prabowo itu tidak tahu jumlah pemilih-pemilih di Bangka Barat ini di mana dia, tapi kandidat bupati dan wakil bupati dalam proses pilkada kita ini, dia akan tahu orang itu siapa, di mana, bahkan mungkin keadaan ekonomi rumah tangganya pun akan sangat mungkin mengetahuinya,” tuturnya.

Kedekatan pemilih dengan kandidat itu menurut dia sangat mempengaruhi jalannya pemilihan. Apalagi bila jarak antar kecamatan dalam satu kabupaten bisa ditempuh dalam waktu satu hari, maka akan mudah bagi peserta pilkada untuk mengkondisikannya.

“Dan peta Bangka Barat ini juga kan hanya 6 kecamatan, Mentok, Jebus, Parittiga, Simpang Teritip, Kelapa dan Tempilang dalam suatu hari salah satu kandidat bisa datang dari sana ke sana. Itu sangat mudah untuk diinikan,” kata Pardede. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *