Warga Kebun Nanas Tidak Menolak, Ini Alasannya

Muntok — Pasien kontak klaster PT. BPL berinisial Ny. WA ( 45 ) meninggal dunia di RSUD Sejiran Setason Bangka Barat pada Minggu ( 4/10 ) tadi malam. WA merupakan warga Kecamatan Simpang Teritip dan berdomisili di perumahan sawit.

Juru Bicara GTPPC – 19 Bangka Barat, dr. Hendra mengatakan, Ny. WA belum dapat dipastikan Covid – 19 karena hasil swab-nya belum keluar.

” Ini kasus probable, ( kemungkinan ) karena hasil swab-nya belum keluar,” kata dr. Hendra saat dikonfirmasi via WhatsApp, Senin ( 5/10/2020 ) pagi.

Jenazah Ny. WA langsung dimakamkan tadi malam di belakang Kantor Lurah Tanjung di Kampung Sawah. Sekretaris GTPPC – 19 Bangka Barat, Sidharta Gautama mengatakan, pihaknya memilih area tersebut karena jauh dari pemukiman warga.

” Ya tadi malam pasien dimakamkan di belakang Kantor Lurah masuk ke dalam sana, orang nyebutnya itu daerah Pormat. Memang kami pilih disitu karena yang paling jauh dari perumahan,” jelas Sidharta via telepon, Senin ( 5/10 ) pagi.

Sebelumnya Ny. WA rencananya akan dimakamkan di Pemakaman Kebun Nanas, Kampung Sidorejo, Kelurahan Sungai Daeng. Namun pihaknya kata Sidharta mengurungkan niat tersebut. Penyebabnya, warga sekitar pemakaman Kebun Nanas menginginkan jenazah dimakamkan sesuai tempat tinggalnya.

Warga tidak akan menolak pemakaman pasien Covid, bila yang bersangkutan memang benar berdomisili di Kelurahan Sungai Daeng.

” Sebenarnya nggak nolak, cuman mereka pengen dimakamkan dimana orang tersebut tinggal, maksudnya jangan disini ( Kebun Nanas ) semua, benar lah kata mereka, bukan nolak sebenarnya. Kalau nolak, IS kemarin pasti ditolak seharusnya,” tegas Sidharta.

” Bukan nolak karena Covid, mereka minta ( orang ) Senang Hati, Senang Hati lah, gitu. Walaupun Covid ada lagi nggak masalah Pak asal kan warga Senang Hati. Yang ini kan bukan warga situ jadi kita tahu diri lah jadi kita pindahkan,” sambungnya. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *