Sekda Yunan: Stunting di Bangka Barat Tidak Selalu Karena Kurang Gizi, tapi Faktor Keturunan

Muntok ( Radio Duta ) – Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat, H. Yunan Helmi mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah ( PR ) yang harus diselesaikan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dalam bidang kesehatan, salah satunya masalah stunting.

Apalagi nama Kabupaten Bangka Barat muncul sebagai daerah dengan angka stunting tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meskipun hal itu belum tentu benar, sebab menurut Yunan data yang digunakan adalah data lama.

” Sebetulnya penetapan stunting ini masih juga dalam tanda kutip, ketika itu masih simpang siur bagaimana metodologinya. Informasi yang saya denger juga katanya salah ketik ya, bagaimana? yah muncullah Bangka Barat ini,” ucap Yunan Helmi saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Promosi Pelayanan KB Berkwalitas era JKN Bersama Mitra Kerja, BKKBN Provinsi Babel, Kamis ( 15/11/2018 ), di Resto Roemah Keboen, Muntok, Bangka Barat.

Lebih jauh, Yunan menjelaskan tentang stunting dalam bahasa daerah. “Stunting itu kalau bahasa daerahnya ” kebencet” . Kebencet itu artinya pertumbuhan badan dan usia tidak stabil. Misalnya ketika ia usia 15 tahun harusnya ( tinggi badan ) sekian, ini tidak sesuai,” jelasnya.

Yunan menegaskan, kebencet atau stunting di Bangka Barat tidak selalu disebabkan kurangnya asupan gizi, tapi karena faktor keturunan. Hal seperti itu ada dibeberapa daerah di Bangka Barat.

“Memang ada di beberapa daerah di Bangka Barat memang turunannya pertumbuhannya tidak maksimal, ada beberapa daerah yang saya lihat. Memang ada beberapa Kades ( Kepala Desa ) saya seperti itulah, tapi dia pintar. Berarti faktor turunan namanya. Jadi stunting tidak identik dengan kekurangan gizi, juga masalah keturunan,” pungkasnya. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *