BANGKA BARAT — Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar
rapat koordinasi dengan sejumlah camat, lurah, dan kepala desa se-Kabupaten Bangka Barat, di lokasi wisata edukasi Kulong Cepakek, Desa Air Limau, Kabupaten Bangka Barat, Rabu (16/10/2024) siang.
Rakor tersebut dihadiri Pj Gubernur Babel Sugito, Pjs Bupati Bangka Barat Hendriwan, Asisten Administrasi Umum Setda Pemprov Babel Yunan Helmi, Pempred Bangka Pos Ade Mayasanto dan para kepala OPD Pemkab Bangka Barat dan Pemprov Babel.
Pjs Bupati Bangka Barat Hendriwan, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat baru-baru ini mendapatkan penghargaan Percepatan Pembangunan Desa dari Kementerian Desa.
Menurut dia, berdasarkan hasil pemutakhiran data Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2024, Bangka Barat ditetapkan sebagai Kabupaten Madya.
“Penghargaan percepatan pembangunan desa ini diberikan kepada Kabupaten Bangka Barat karena keseluruhan desanya memiliki status perkembangan desa maju dan mandiri,” kata Hendriwan.
Bangka Barat menjadi satu-satunya kabupaten/kota yang mendapat penghargaan Menteri Desa, PDTT pada 2024 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Hendriwan mengatakan, dari 49 kabupaten/kota terpilih di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Desa, PDTT Nomor 402 Tahun 2024 tentang Pemberian Penghargaan Percepatan Pembangunan Desa 2024.
Selain itu, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 325 Tahun 2024 tentang Rincian Insentif Desa setiap desa Tahun Anggaran 2024, setidaknya terdapat 13 desa di Bangka Barat mendapatkan insentif dari Kementerian Keuangan.
Yaitu Desa Air Putih, Kundi, Ibul, Bukit Terak, Air Menduyung, Limbung, Rukam, Mislak, Pebuar, Air Kuang, Tebing, Air Bulin dan Pangkal Beras.
“Kita harus mandiri tidak harus ketergantung dengan dana transfer pusat. Apa apa ketergantungan, menunggu. Sudah ada BUMdes. Kita harus mandiri, punya kearifan, potensi desa, memiliki inovasi pembangunan dan pemberdayaan masyarkat,” kata Hendriwan.
Menurutnya dengan adanya penghargaan dari Kementerian Desa diberikan kepada Kabupaten Bangka Barat, telah membawa desa-desa yang ada di Bangka Barat ke level madya.
“Ini merupakan kerja keras semua pihak yang terkoordinasi dengan baik secara berkala, sehingga membuahkan hasil yang positif. Penghargaan madya ini menunjukkan bahwa desa-desa yang ada di Bangka Barat masuk dalam kategori mandiri,” katanya.
Sementara itu Pj Gubernur Babel Sugito mengatakan, rakor yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan potensi yang ada di desa-desa terutama Kabupaten Bangka Barat.
Menurutnya, Bangka Belitung, terkhusus di Bangka Barat memiliki sumber daya alam luar biasa yang harus dapat dikembangkan, melalui inovasi dan kreasi dalam pengelolaannya.
Apalagi di Bangka Belitung ini banyak potensi, tapi banyak pula yang belum tergarap.
“Kadang kita terjebak pada satu komoditi saja. Atau satu sumber saja. Ini harus kita garap bersama untuk transportasi ekonomi di Babel, dari peternakan, kelautan, perkebunan, semua masih banyak potensi,” kata Sugito.
Pria yang juga menjabat Dirjen Pembangunan Desa dan Pedesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia ini mengatakan, potensi desa di Bangka Barat sangat banyak, terutama untuk tujuan mensejahterakan masyarakat desa.
“Kalau kita bicara desa, desa kita ada 309, di Bangka Barat 60 desa dan 6 kelurahan. Artinya kita bangun bersama-sama, di desa subjeknya masyarakat. Tidak hanya elit tertentu saja, tujuan untuk bersama-sama dalam kesejahteraan. Iti yang ingin kita bangkitkan dari desa dan kelurahan itu level paling bawah bersentuhan langasung ke masyarakat,” katanya.
Sementara untuk dana desa yang diberikan pemerintah, menurut Sugito, hanya bertujuan menopang berbagai potensi desa, sehingga dapat berkembang dan maju.
“Salah satu kebijakan dana desa, menopong berbagai potensi yang ada. Contohnya di Bangka Barat ini, sangat bagus, Desa Air Limau, desa kreatif dan inovatif. Tidak ada desa yang miskin, dalam narasi positif. Desa itu punya potensi. Hanya persoalanya belum tergarap dengan baik,” kata Sugito. ( SK )