BANGKA BARAT — Di masa 21 tahun usianya, Kabupaten Bangka Barat belum pernah dipimpin kepala daerah perempuan, baik bupati maupun wakil bupatinya.
Bila Masrura Ram Idjal menang dan duduk di kursi Bangka Barat 1, maka ia menjadi bupati perempuan pertama dalam sejarah Bumi Sejiran Setason.
Tapi meskipun keberadaan pemimpin perempuan masih menjadi perdebatan di negeri ini, pada kenyataannya sejarah Indonesia mencatat nama Megawati Soekarno Putri menjadi Presiden RI.
Bagi CEO & Founder Rabbani Tour ini, sekarang isu gender di dunia politik sudah terlalu kuno untuk dijadikan pertentangan.
Apalagi dalam satu paket kepala daerah, wakil bupati yang akan mendampinginya sudah pasti laki – laki yang dapat saling melengkapi dengan bupati untuk hal – hal tertentu dan lain – lain.
“Makanya kita tidak kerja sendiri, kalau perempuan tidak bisa jadi imam, kan ada pak wakil bupati. Wakil bupati yang jadi imam, ada pak wakil kalau mau melaksanakan salat Ied atau jum”atan kalau ada yang bertanya. Menurut saya, isu gender itu sudah kuno kalau dipertentangkan, betul gak?, ” kata Masrura usai mendaftarkan diri sebagai bacalon bupati Bangka Barat, di Kantor DPC PDIP Bangka Barat, Selasa ( 23/4 ).
Maka menurut Masrura perempuan yang memiliki potensi harus diberikan kesempatan untuk berkiprah dalam segala hal, termasuk di kancah politik untuk menciptakan perubahan.
“Jangan lupa juga kita punya pemilih dari kalangan perempuan juga. Kalau mereka kita perhatikan, Insya Allah suara mereka juga akan dikasih ke perempuan. Hanya perempuan yang mengerti perempuan,” cetus dia.
” Jadi kita tidak berbicara laki-laki perempuan, tapi kita bicara seluruh masyarakat Bangka Barat untuk sama-sama kita membangun daerah dan mensejahterakan masyarakat,” kata dia.
Ditegaskannya, bupati digaji oleh rakyat dan rakyat berhak mempertanyakan kinerjanya selama ia memimpin. Karena itu bupati sudah seharusnya tidak antri kritik. Apalagi jaman sekarang situasi Bangka Barat dibandingkan 21 tahun lalu tentu sudah berbeda.
“Kita tidak anti kritik, harus tebal kuping di era sekarang. Mungkin hari ini dengan 21 tahun lalu waktu Bangka Barat ditetapkan jadi kabupaten kan berbeda,” imbuh Masrura.
“Tapi ini lah tantangan kita. Saya membuka seluas – luasnya kerja sama dengan kawan – kawan wartawan untuk menyampaikan visi misi dan apa yang mau kita kerjakan dan kenapa saya ada di sini,” cetus Dosen Manajemen Fakultas Bisnis di Telkom University ini. ( SK)