Muntok — Kabupaten Bangka Barat ditetapkan sebagai daerah dengan status darurat bencana dari tanggal 8 hingga 14 Desember 2021. Penetapan tersebut berdasarkan kajian dari BPBD Bangka Barat yang melihat banyaknya titik – titik rawan bencana.
” Penetapan tanggap darurat bencana ini berdasarkan kajian kita, bahwa titiknya banyak, kemudian kejadian ( banjir ) berlangsung selama tiga hari dan yang paling parah ada dua hari,” kata Kepala BPBD Bangka Barat, Achmad Nursandi di kantornya, Rabu ( 15/12 ) siang.
Selain itu rumah yang terdampak akibat bencana banjir di dua kecamatan, menurut Sandi sampai menyentuh angka 552 dan selama empat hari masyarakat tidak bisa mencari nafkah.
” Dua kecamatan yaitu Jebus, Desa Kampak, lalu Kecamatan Muntok ada dua desa. Berdasarkan ini kami sepakat yang kami laporkan kepada Provinsi lewat rapat koordinasi bencana dengan seluruh kabupaten,” katanya.
Kendati status darurat bencana sudah berakhir kemarin, namun BPBD tetap mengantisipasi dengan mengutamakan keselamatan masyarakat, sebab kejadian banjir di Bangka Barat selalu terulang.
Bahkan banjir parah pernah terjadi di Bangka Barat pada tahun 2018 lalu, mengakibatkan beberapa jembatan rusak dan putus, diantaranya di Desa Belo Laut dan Air Belo, sehingga arus lalu lintas menjadi terganggu.
” Ini yang perlu kita antisipasi, secara historis titik bencana itu sama, di Belo Laut. Bahkan jika jembatan itu putus ini bisa melumpuhkan kehidupan masyarakat seperti kelangkaan BBM,” imbuh Sandi.
Mempertimbangkan hal tersebut, BPBD pun melakukan pantauan pasca bencana, melihat kondisi masyarakat dan kerusakan secara fisik agar bisa didata untuk diberikan bantuan.
Salah satunya kata dia, Bantuan Tidak Terduga ( BTT ) dari Pemkab sendiri dan kemungkinan dari Pemprov Babel juga.
” Kita koordinasi denga Provinsi kemungkinan ada bantuan dari Provinsi,” ujanya.
Menyinggung persoalan Kampung Ulu, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok yang kerap dilanda banjir, sementara kolam retensi penahan air yang sedang dikerjakan Pemprov Babel hingga kini tidak kunjung rampung, menurut Sandi pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov.
Pihaknya juga ikut memantau check dam di Kampung Ciulong, Kelurahan Sungai Daeng dan memasang pintu air di Kampung Tanjung guna mengantisipasi banjir rob.
” Kemarin sudah koordinasi dengan Provinsi dalam jangka waktu dekat, secara fisik memang kita menunggu seperti apa dari Provinsi. Kalau yang lain kita ada memasang pintu air di Tanjung Laut, lalu yang diatas kita rutin memantau cek dam dan ada beberapa upaya lain untuk mencegah banjir,” tutupnya. ( SK )