BANGKA BARAT — Inflasi tahun ke tahun (year-on-year) Kabupaten Bangka Barat pada Juni 2024 tercatat sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 102,25 pada Juni 2024 naik dari 101,97 pada Juni 2023.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik Bangka Barat, tekanan inflasi secara y-on-y kembali menguat setelah sebelumnya mengalami deflasi sedalam 0,09 persen pada Mei 2024.
Demikian juga, secara bulan ke bulan (month-to-month) tingkat inflasi Kabupaten Bangka Barat kembali mengalami penguatan, akan tetapi masih mengalami deflasi sebesar 0,21 persen.
Sementara itu, inflasi tahun kalender (year-to-Date) tercatat sebesar 0,06 persen. Tekanan inflasi yang menguat pada bulan Juni 2024 didorong oleh momentum hari raya Iduladha, di mana masyarakat cenderung lebih banyak melakukan konsumsi dibandingkan periode normal.
Secara umum, kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih mengalami deflasi secara m-to-m. Kabupaten Bangka Barat tercatat mengalami deflasi terendah secara m-to-m sebesar 0,21 persen.
Sementara itu, inflasi m-to-m hanya dialami oleh Kota Pangkalpinang sebesar 0,19 persen. Di sisi lain, Kabupaten Belitung mencatatkan deflasi terdalam sebesar 1,26 persen secara m-to-m.
Jika ditinjau dari sisi y-on-y seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada periode Juni 2024 sudah mengalami inflasi. Inflasi y-on-y tertinggi tercatat dialami oleh Kota Pangkalpinang sebesar 1,78 persen, sedangkan inflasi y-on-y terendah tercatat dialami oleh Kabupaten Belitung.
Tingkat inflasi Kabupaten Bangka Barat berada diposisi kedua terendah sebesar 0,27 persen secara y-on-y.
Terjadi pelemahan tekanan inflasi di tiga bulan terakhir namun kembali menguat pada Juni 2024. Hal ini didorong oleh momentum Hari Raya Iduladha.
Beberapa komponen penyumbang andil inflasi m-to-m terbesar di Bangka Barat pada momentum Hari Raya Iduladha Juni 2024 adalah kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki dengan andil sebesar 0,13 persen, disusul oleh penyediaan makan minum dengan andil sebesar 0,07 persen dan kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,06 persen.
Beberapa komoditas yang mempengaruhi deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau di antaranya adalah bayam, sawi hijau, beras, bawang merah, ikan selar, ikan tongkol, kangkung, ikan kerisi, ikan tamban, dan telur ayam ras.
Kemudian, Beberapa komoditas yang menguatkan inflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki ini di antaranya adalah baju anak stelan, sepatu anak, baju kaos tanpa kerah dan sepatu pria.
Beberapa komoditas yang menguatkan inflasi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran di antaranya adalah nasi dengan lauk dan ayam goreng.
Selanjutnya, komoditas yang menguatkan inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yaitu emas perhiasan, pasta gigi dan lipstik.
Sementara itu penyumbang andil deflasi terdalam di Bangka Barat adalah kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,47 persen.
Pada momen Hari Raya Idulfitri sebelumnya, kelompok yang paling dominan menyumbang inflasi adalah kelompok pengeluaran untuk transportasi.
Sementara, pada momen Hari Raya Iduladha di bulan Juni kelompok yang paling dominan menyumbang inflasi adalah kelompok pengeluaran untuk pakaian dan alas kaki.
Pada periode Januari- Maret 2024, kelompok pengeluaran untuk makanan, minuman dan tembakau merupakan penyumbang terbesar terhadap inflasi m-to-m. Namun tiga bulan terakhir kelompok pengeluaran tersebut selalu menjadi penyumbang deflasi terdalam secara m-to-m meskipun bertepatan dengan momen Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi month-to-month yaitu sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Kretek Tangan (SKT), ikan kembung, ikan tenggiri, dan ikan singkur.
Sementara Komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi year-on-year yaitu beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), ikan tenggiri, tahu mentah, dan emas perhiasan. Kemudian, Komoditas beras memberikan andil terbesar terhadap inflasi year-on-year, yaitu sebesar 0,35 persen.
Sebaliknya, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi month-to-month yaitu bayam, sawi hijau, beras, bawang merah, dan ikan selar. Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi year-on-year yaitu daging ayam ras, ikan kerisi, bayam, ikan kembung, dan kangkung.
Kemudian Komoditas beras memberikan andil deflasi month-to-month sebesar 0,18 persen. Hal ini sejalan dengan kondisi harga beras yang mulai kembali normal setelah beberapa bulan kemarin terus mengalami kenaikan harga.
Secara umum kondisi harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau di momen hari raya cukup terkendali. Hal ini tercermin dari harga komoditas harga pangan bergejolak seperti gula pasir, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit dan tepung terigu yang memiliki andil relatif stabil.
Informasi lebih detil dapat diakses pada laman Berita Rilis Statistik (BRS) BPS Kabupaten Bangka Barat Juni 2024 di link https://s.bps.go.id/BRS1903Juli2024. ( * )