4 Pekerja Tambang di Tempilang Tertimbun Tanah, 1 Tewas, 2 Masih Terjebak

HEADLINE, Peristiwa485 Dilihat

BANGKA BARAT — Empat pekerja tambang mengalami kecelakaan tertimbun tanah longsor di kawasan Gunung Manik, Desa Benteng Kota, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Kamis ( 25/7/2024 ).

Informasi terkait kejadian tersebut diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang yang langsung memberangkatkan satu Tim Rescue USS Muntok menuju lokasi kejadian guna membantu pencarian.

Kakansar Pangkalpinang I Made Oka Astawa mengatakan, empat pekerja tambang yang menjadi korban tertimbun tanah longsor yaitu empat laki – laki bernama Nie, Budiar, Pit dan Suhai.

Kecelakaan tambang tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, diketahui oleh patroli tambang atas nama Elpriyanto dan Novria ketika sedang melaksanakan patroli ke lokasi tambang di Gunung Manik, Desa Benteng Kota.

“Saat mengecek ke lokasi, sudah terjadi longsoran tanah yang menimpa empat orang pekerja tambang, satu di antara keempat korban atas nama Nie, laki – laki usia 38 berhasil selamat. Sementara ketiga penambang lainnya masih terjebak di timbunan tanah,” jelas Oka.

Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan ke pengawas tambang yang mengerahkan dua unit alat berat untuk membantu mencari para penambang.

Pada pukul 18.02 WIB, satu korban lainnya atas nama Budiar( 55) berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

“Upaya pencarian hingga saat ini terus dilakukan terhadap dua korban yang tersisa. Kemudian pengawas tambang melaporkan kejadian tersebut ke Kansar Pangkalpinang untuk meminta bantuan SAR,” terang Oka.

“Kejadian yang menimpa penambang di Desa Benteng Kota itu informasinya baru kami terima malam tadi. Dalam merespon hal tersebut, kami memberangkatkan satu tim rescue untuk membantu mengevakuasi para penambang yang masih terjebak,” sambung dia.

Oka berharap upaya pencarian yang dilakukan bersama – sama terhadap dua
penambang yang masih terjebak dapat membuahkan hasil dengan cepat.

“Tentunya diharapkan yang turut membantu dalam proses pencarian dan turun ke lapangan senantiasa memperhatikan alat keselamatan untuk diri sendiri agar tidak timbul korban berikutnya dikarenakan kondisi alam yang sulit ditebak,” imbuh Oka. ( Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *